Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Trump Bikin Investor Panik, Aliran Investasi Kembali Tinggalkan Dolar AS

Trump Bikin Investor Panik, Aliran Investasi Kembali Tinggalkan Dolar AS Kredit Foto: Unsplash/Viascheslav Bublyk
Warta Ekonomi, Jakarta -

Dolar Amerika Serikat (Dolar AS) kembali melemah dalam perdagangan di Rabu (16/4). Pasar kembali mengamankan aset mereka menyusul perkembang terbaru soal kebijakan tarif dari Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.

Dilansir dari Reuters, Kamis (17/4), Indeks Dolar (DXY) terakhir tercatat turun ke level sekitar 99,3. Penurunan ini mencerminkan kekhawatiran pasar terhadap dampak ekonomi dari penerapan tarif baru serta pergeseran alokasi investasi ke luar negeri akibat ketidakpastian pelaksanaan kebijakan tarif yang dinilai tidak konsisten dari Trump.

Baca Juga: Investor Bursa Asia Panik, Trump Ogah Mulai Negosiasi Tarif dengan China

Amerika Serikat saat ini sedang mengadakan pembicaraan dagang dengan sejumlah negara termasuk Jepang. Namun, ketegangan dagang terus meningkat dengan China terus meningkat.

“Saat ini kita berada di fase kekosongan informasi, menunggu untuk melihat kesepakatan apa yang akan tercapai dengan negara-negara lain,” ujar Kepala Global FX Jefferies New York, Brad Bechtel.

Trump dijadwalkan hadir langsung dalam pertemuan dari Jepang-AS. Sementara itu, Menteri Keuangan Korea Selatan Choi Sang-mok akan bertemu dengan Menteri Keuangan Amerika Serikat, Scott Bessent. Namun, negosiasi diperkirakan akan sulit terjadi dengan China dan Uni Eropa.

Trump juga memerintahkan penyelidikan terkait potensi penerapan tarif baru terhadap semua impor mineral penting dari AS.

“Beberapa negara besar bisa saja segera mengumumkan kesepakatan, dan itu akan memberikan kerangka lebih jelas mengenai pendekatan kebijakan tarif yang tengah ditempuh pemerintahan AS,” jelas Bechtel.

Adapun Ketua Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi menunjukkan tanda-tanda perlambatan di AS. Ia mencatat konsumsi rumah tangga meningkat secara moderat, namun lonjakan impor guna menghindari tarif baru kemungkinan akan menekan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB).

Powell juga memperingatkan bahwa harapan agar bank sentral turun tangan meredam volatilitas pasar kemungkinan besar tidak akan terwujud.

Baca Juga: Gegara Trump, Pertumbuhan Ekonomi Global Diprediksi Melambat Jadi 2,3%

Data terbaru menunjukkan bahwa penjualan ritel melonjak di Maret 2025. Hal tersebut didorong oleh pembelian kendaraan bermotor menjelang penerapan tarif baru.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: