Perluas Pasar, Indonesia Bidik Target Ekspor 2025 Capai US$294 Miliar di Tengah Gejolak Perang Tarif

Di tengah ketegangan perang dagang antara Amerika Serikat dan China, Indonesia justru menatap tahun 2025 dengan penuh optimisme. Pemerintah menargetkan nilai ekspor nasional dapat mencapai 294,45 miliar dolar AS, sebagai bagian dari strategi mendorong pertumbuhan ekonomi nasional menuju 8 persen pada 2029.
Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan (Kemendag), Djatmiko Bris Witjaksono, menegaskan bahwa Indonesia tidak akan bergeming dari target pertumbuhan ekspor sebesar 7,1 persen pada 2025, meski dihadapkan pada kondisi global yang tidak menentu.
“Dengan perjanjian-perjanjian baru yang terus kami dorong, kami yakin target ekspor 2025 tetap bisa diraih,” ujar Djatmiko dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (21/4/2025).
Baca Juga: UMKM Indonesia Tembus Pasar Global, Transaksi Tembus Rp233 Miliar Lewat Business Matching Kemendag
Salah satu langkah konkret yang diambil pemerintah adalah pembaruan perjanjian Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA), yang kini memberikan akses lebih besar bagi produk perikanan dan komoditas lain ke pasar Jepang. Pemerintah juga memperkuat kerja sama dagang dengan negara-negara di kawasan ASEAN, Australia, dan Selandia Baru, serta berhasil menyelesaikan negosiasi dagang dengan Peru.
Lebih jauh, Indonesia mulai menjangkau pasar non-tradisional seperti Amerika Latin, Kanada, dan kawasan Eurasia, sebagai antisipasi terhadap perlambatan ekspor akibat konflik perdagangan global.
Dalam skema strategis tersebut, pemerintah juga tidak melupakan sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Target ekspor dari sektor UMKM ditetapkan tumbuh sebesar 9,63 persen, dengan nilai mencapai 19,33 miliar dolar AS pada 2025.
Baca Juga: Jadi Pilar Perekonomian, Kemendag-Kemenekraf Kolaborasi Tingkatkan Produk Kreatif
Menteri Perdagangan Budi Santoso menegaskan bahwa proyeksi ekspor ini disusun berdasarkan perhitungan jangka menengah untuk menopang pertumbuhan ekonomi jangka panjang.
“Ekspor adalah mesin utama pertumbuhan. Kalau kita ingin pertumbuhan ekonomi 8 persen, tidak ada jalan lain selain memperkuat ekspor,” tegas Budi.
Dengan memperkuat diplomasi dagang, menyasar pasar-pasar baru, dan mendorong ekspor UMKM, pemerintah optimistis Indonesia mampu tidak hanya bertahan di tengah gejolak global, tapi juga mencetak lonjakan ekspor yang signifikan demi mencapai target pertumbuhan ekonomi nasional yang ambisius.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement