Kredit Foto: Rahmat Dwi Kurniawan
Wakil Ketua MPR RI sekaligus Anggota Komisi XII DPR RI, Eddy Soeparno, menilai rencana pensiun dini terhadap pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) seperti Cirebon 1 dan Suralaya perlu dipelajari secara matang, khususnya terkait ketersediaan pembangkit pengganti berbasis energi terbarukan dan besarnya biaya yang harus disiapkan.
Menurut Eddy, ketika dirinya masih menjabat sebagai pimpinan Komisi VII DPR RI dalam pembahasan RUPTL 2019–2024, pihaknya telah menegaskan bahwa penghentian dini operasi PLTU harus disertai dengan kehadiran substitusi pembangkit baru berbasis energi terbarukan untuk menjaga keandalan pasokan listrik nasional.
Baca Juga: IESR Dorong Pensiun Dini 18 PLTU Hingga 2030
"Kalau itu bisa dipensiun dini, itu akan sangat baik, dengan catatan sudah ada pembangkit listrik baru dari energi terbarukan yang menggantikan. Jadi harus ada substitusinya," ujar Eddy Saat mendampingi Utusan Khusus Presiden untuk Perubahan Iklim, Hashim Djojohadikusumo, bertemu dengan Mantan Perdana Menteri Inggris, Tony Blair, di Jakarta, dikutip Sabtu (26/4/2025).
Lebih lanjut, Eddy mengingatkan soal aspek finansial. Berdasarkan perhitungan yang pernah dilakukan, biaya untuk melakukan pensiun dini PLTU Cirebon 1 dan Suralaya diperkirakan mencapai sekitar Rp25 triliun. Angka ini dinilai bukan jumlah yang kecil sehingga harus dipertimbangkan dengan cermat.
"Dari perhitungan kami biaya untuk mempensiundinikan pembangkit listrik ke Suryalaya dan Cirebon itu kurang lebih nilainya 25 triliun. Jadi itu bukan angka yang kecil," tegas Eddy.
Baca Juga: Permen ESDM 10/2025 Diterbitkan, Pensiun Dini PLTU Masih Terkatung-katung
Meski begitu, Eddy berpandangan bahwa selama persyaratan terkait substitusi energi dan ketersediaan dana terpenuhi, maka program pensiun dini ini patut untuk didorong. "Kalau persyaratan terpenuhi dan kita mampu untuk melakukan itu, ya kenapa tidak?" imbuhnya.
Sebagaimana diketahui, pemerintah saat ini tengah menyusun langkah strategis untuk mempercepat pensiun dini sejumlah PLTU dalam upaya transisi energi menuju target Net Zero Emissions (NZE) 2060. Salah satu yang masuk dalam rencana terbaru adalah PLTU milik Independent Power Producer (IPP) PT Cirebon Electric Power (CEP) berkapasitas 650 megawatt (MW).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Belinda Safitri
Tag Terkait:
Advertisement