Negosiasi Tarif Belum Jelas, Investor Yakin Reli Harga Emas Berlanjut Lagi

Logam mulia kompak melemah menyusul harga emas yang turun drastis dalam perdagangan di Jumat (25/4). Pasar logam mulia kehilangan momentum menyusul tanda-tanda meredanya ketegangan perdagangan dari China-Amerika Serikat (AS).
Dilansir dari Reuters, Senin (28/4), berikut ini adalah catatan pergerakan harga dari sejumlah komoditas utama logam mulia global. Semua komoditas terkait kompak melemah:
- Emas spot: Turun 1,7% menjadi US$3.292,99 per ons.
- Emas berjangka AS: Ditutup melemah 1,5% ke US$3.298,40 per ons.
- Silver spot: Turun 1,6% menjadi US$33,03 per ons.
- Platinum: Melemah 0,5% ke US$965,53 per ons.
- Palladium: Anjlok 1,8% ke US$936,89 per ons.
Beijing dilaporkan telah membebaskan beberapa barang impor dari tarif, serta meminta perusahaan untuk mengidentifikasi barang-barang lain yang berpotensi mendapatkan pengecualian. Hal ini meredakan ketegangan pasar dan membuat investor berangsung kembali meninggalkan aset safe-haven seperti emas.
"Adanya tanda-tanda détente (pelonggaran) terkait tarif berdampak negatif terhadap harga emas. Namun sejauh ini kami belum melihat adanya likuidasi besar-besaran," ujar Ahli Strategi Komoditas TD Securities, Daniel Ghali.
Adapun Presiden Amerika Serikat, Donald Trump baru-baru ini menyatakan komitmen adanya de-eskalasi dalam perang tarif, mengatakan bahwa dirinya melakukan pembicaraan langsung dengan China. Namun, hingga kini belum ada rincian lebih lanjut mengenai negosiasi tersebut.
Ketidakpastian ini masih membuat pasar bimbang dan beberapa investor nampaknya memanfaatkan momentum pelemahan harga emas untuk melakukan akumulasi sebelum komoditas ini kembali melambung tinggi.
"Namun kami tahu bahwa para investor terus membeli saat harga emas melemah dalam beberapa sesi terakhir, sehingga kami memperkirakan emas dapat melanjutkan tren kenaikannya," jelas Ghali.
Baca Juga: Syarat Gampang Makan Bersama Trump, Cukup Investasi Meme Coin Rp7,1 Juta
Sementara itu, penguatan dolar juga turut menekan harga emas karena membuat logam mulia ini menjadi lebih mahal bagi pembeli luar negeri dari AS.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement