Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Investor Ambil Resiko, Bursa Eropa Sambut Baik Sinyal De-eskalasi Perang Dagang China-AS

Investor Ambil Resiko, Bursa Eropa Sambut Baik Sinyal De-eskalasi Perang Dagang China-AS Kredit Foto: Flickr/European Parliament
Warta Ekonomi, Jakarta -

Bursa Eropa kembali menguat dalam perdagangan di Jumat (25/4). Pasar tengah mengambil langkah beresiko menyusul adanya tanda-tanda potensi meredanya ketegangan perdagangan dari China dan Amerika Serikat (AS).

Dilansir dari Reuters, Senin (28/4), Indeks Stoxx 600 ditutup naik 0,35% ke 520,45. Pasar menunjukkan optimisme menyusul indikasi bahwa kedua negara tampak berusaha mengurangi ketegangan perdagangan global.

Baca Juga: Beijing Menutup Telinga, Uni Eropa Siap Lawan Potensi Banjir Komoditas China

Ekonom Senior Rabobank, Teeuwe Mevissen menyebut bahwa pekan ini merupakan roller coaster bagi pasar ekuitas menyusul berbagai kontroversi Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.

Trump baru-baru ini membuat pasar khawatir dengan kritiknya terhadap Federal Reserve (The Fed). Meski sudah tak kembali melakukannya, pasar tetap menaruh perhatian kepada independensi dari The Fed.

Trump juga menjadi sorotan usai mengklaim bahwa dirinya telah berkomunikasi dengan Presiden China, Xi Jinping. Namun hal tersebut dibantah tegas oleh Beijing.

Namun China dilaporkan membebaskan tarif untuk beberapa barang impor asal AS. Hal ini memicu kebingungan dalam pasar namun juga memberikan harapan akan de-eskalasi perang dagang.

Dari Eropa, Uni Eropa memperkirakan bahwa negosiasi tarif tidak akan berjalan mudah dengan AS. Pihaknya mengaku bahwa proposalnya soal penghapusan tarif industri antara kedua pihak hanya disambut dengan antusiasme moderat dari AS.

Baca Juga: Bukan Tarif 0%, Trump Rupanya Incar Hal Ini dari Uni Eropa

AS justru malah mengkritik pajak pertambahan nilai (PPN) di Eropa. Negeri Paman Sam dilaporan menyebutnya sebagai hambatan non-tarif yang dinilai tidak adil bagi perusahaan-perusahaan dari Amerika Serikat.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: