- Home
- /
- Kabar Finansial
- /
- Bursa
Harga Batubara Turun, Emten Batu Bara Bakrie Grup (BUMI) Alami Penurunan Laba Hingga 73,6%
Kredit Foto: Ist
PT Bumi Resources Tbk (BUMI) mengumumkan laporan keuangan tidak diaudit untuk kuartal pertama (Q1) 2025 yang telah dipublikasikan melalui situs Bursa Efek Indonesia pada 30 April 2025. Perseroan mencatat kinerja keuangan yang tertekan akibat penurunan harga jual batubara dan turunnya volume penjualan secara tahunan.
BUMI melaporkan kinerja keuangan berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 111 yang hanya mengonsolidasikan anak usaha Arutmin, sementara Kaltim Prima Coal (KPC) tidak termasuk dalam konsolidasi.
Berdasarkan laporan kinerja operasional gabungan (100%) antara KPC dan Arutmin, penjualan batubara turun 9% menjadi 16,7 juta ton dari 18,4 juta ton pada Q1 2024. Volume produksi juga merosot 12% menjadi 17,2 juta ton, dengan overburden turun 20% menjadi 143,4 juta bcm. Persediaan akhir menurun 29% menjadi 2,4 juta ton.
Baca Juga: Bukan Salah HBA! ESDM Bongkar Akar Masalah Penurunan Harga Batu Bara
Penurunan harga jual rata-rata batubara sebesar 14% menjadi USD64,9 per ton dari sebelumnya USD75,8 per ton, turut menyebabkan pendapatan BUMI menyusut 18,3% menjadi USD1,171,9 juta. Beban pokok pendapatan juga menurun 19,1% menjadi USD1.067,6 juta, namun tetap menekan laba bruto yang turun 9,6% menjadi USD104,3 juta. Beban usaha meningkat 8% menjadi USD51,9 juta, sehingga laba usaha merosot 22,2% menjadi USD52,4 juta.
Laba sebelum pajak penghasilan tercatat USD44,8 juta, turun 35,8% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya. Laba bersih jatuh 58,7% menjadi USD38,3 juta. Sementara itu, laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk anjlok 73,6% menjadi USD17,9 juta dari USD67,6 juta.
Baca Juga: Pendapatan Ambruk, tapi Laba Bersih Emiten Batu Bara Milik Bakrie Group (BUMI) Tetap Melonjak
Penurunan kinerja juga disebabkan oleh realisasi harga jual domestik yang ditetapkan pemerintah, terutama untuk sektor ketenagalistrikan, semen, dan pupuk. Sebagai pemasok utama batubara dalam negeri, BUMI menghadapi tekanan marjin lebih besar.
Di sisi lain, laporan PSAK 111 yang hanya mencakup Arutmin menunjukkan peningkatan pendapatan bruto sebesar 12,1% menjadi USD348,8 juta. Laba usaha naik tajam 163,4% menjadi USD27,9 juta. Namun, laba bersih tetap menurun 58,6% menjadi USD30,1 juta karena tingginya beban usaha dan tidak dikonsolidasikannya kontribusi dari KPC.
BUMI menetapkan pedoman operasional 2025 dengan target produksi sebesar 79–81 juta ton, harga jual USD64–69 per ton, dan biaya produksi USD44–46 per ton. Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) BUMI dijadwalkan berlangsung pada 2 Juni 2025.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement