Kredit Foto: China Daily
Amerika Serikat dilaporkan menghubungi China untuk membuka pembicaraan soal tarif impor sebesar 145% yang diterapkan oleh Presiden Donald Trump. Informasi ini disampaikan oleh akun Weibo bernama Yuyuan Tantian, yang terhubung dengan media pemerintah China, pada Kamis (1/5/2025).
“AS sudah lebih dulu menghubungi China lewat berbagai jalur, ingin mengadakan diskusi tentang masalah tarif,” tulis akun tersebut, mengutip Reuters, Kamis (1/5/2025).
Selama ini, China terlihat marah atas tarif tersebut yang dianggap sebagai bentuk penindasan ekonomi. Pemerintah China menolak tunduk, tapi diam-diam menyiapkan daftar barang-barang dari AS yang akan dikecualikan dari tarif balasan sebesar 125%.
Menurut laporan Reuters, produk seperti obat-obatan, microchip, dan mesin pesawat masuk dalam daftar tersebut agar dampaknya terhadap ekonomi China tidak terlalu besar.
Baca Juga: Rupiah Tergerus Dolar Hingga Sentuh Rp17.000, Sri Mulyani Sentil Trump dan The Fed
Tarif yang sangat tinggi, di atas 35%, membuat barang-barang China sulit bersaing di pasar Amerika. Menurut Nomura Securities, sekitar 16 juta orang di China bisa kehilangan pekerjaan jika ekspor ke AS turun 50% karena perang dagang yang terus berlangsung.
Meski begitu, China tetap bersikap tegas. Kementerian Luar Negeri China menyebut menyerah pada tekanan tarif dari Trump ibarat “minum racun”. Mereka juga menegaskan bahwa belum ada pembicaraan resmi. “Sebelum AS menunjukkan tindakan nyata, tidak ada alasan bagi China untuk duduk bersama,” tulis Yuyuan Tantian lagi.
Baca Juga: OJK Bongkar Kondisi Perbankan usai Hantaman Tarif Trump
Namun, mereka juga menyatakan bahwa jika AS mengajak bicara, China tidak menutup pintu. China akan terus memantau situasi dengan hati-hati untuk memastikan posisi negosiasi tetap menguntungkan.
Sementara itu, Presiden Trump mengatakan bahwa ia sedang berbicara dengan China untuk mencari kesepakatan tarif, bahkan mengklaim bahwa Presiden Xi Jinping telah meneleponnya. Namun, pemerintah China langsung membantah pernyataan itu dan menuding AS menyebarkan informasi yang salah.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Guo Jiakun, menegaskan, “Sejauh yang saya tahu, belum ada negosiasi apa pun antara China dan AS soal tarif.”
China juga menyatakan terbuka untuk berdialog, tapi harus dilakukan secara setara dan saling menguntungkan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement