
Tecnology Enthusiast, Rob Stumpf menilai pihak Xiaomi bisa digugat jika saja di wilayah hukum Amerika Serikat ketika konsumen membeli mobil tapi tidak sesuai spesifikasi seperti yang diiklankan.
Hal itu menanggapi kejadian seorang pemilik mobil Xiaomi SU7 Ultra yang mendapati mobilnya berkurang powernya dari 1.500 HP menjadi 900 HP saat dilakukan pembaharuan perangkat lunak di mobilnya.
Setelah viral kasus itu, pihak Xiaomi memberikan tanggapan dengan berdalih bahwa ini merupakan langkah untuk mencegahnya terjadinya kecelakaan dan menghindari gas yang kelewat spontan saat diinjak pedal gas.
Usai banyak dicemooh, akhirnya Xiaomi memutuskan untuk membatalkan perubahannya.
"Kami menghargai umpan balik yang bersemangat dari komunitas kami dan akan memastikan transparansi yang lebih baik untuk ke depannya,” kata Xiaomi.
Rob Stumpf menilai polemik konsumen vs Xiaomi akan menjadi pemandangan di masa depan dalam industri otomotif EV, ketika mobil dianggap bukan lagi produk mekanik saja, tapi lebih dari itu, juga menyangkut "aplikasi yang diberi roda".
Ia tahu, Xiaomi mencoba memberi edukasi kepada para konsumennya bahwa berkendara yang aman harus dibatasi kemampuan produknya, meski caranya dinilai sangat mendadak dan tidak transparan.
"Benar atau salah dalam hal itu, sangat sulit untuk merampas akselerasi yang dibayar oleh pembeli. Dan, mari kita bersikap realistis, di Amerika, hal itu hampir pasti akan mengarah pada tuntutan hukum dan bisa melakukan buy back seperti pada kasus Dieselgate," tutupnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement