Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Emas Jadi Penopang Kinerja, Bos Antam Perkuat Supply untuk Amankan Produksi

Emas Jadi Penopang Kinerja, Bos Antam Perkuat Supply untuk Amankan Produksi Kredit Foto: Annisa Nurfitri
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM) mengumumkan strategi agresif di sektor emas dan nikel untuk menopang kinerja keuangan 2025, menyusul lonjakan pendapatan bersih kuartal I tahun ini yang mencapai Rp26,15 triliun, tumbuh 203% dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp8,62 triliun.

Direktur Utama ANTAM, Nico Kanter, menyatakan pihaknya menaruh perhatian serius terhadap pasokan emas yang menjadi kontributor utama pendapatan perusahaan. Ia menegaskan bahwa penguatan pasokan menjadi fokus utama untuk menjaga keberlanjutan produksi dan hilirisasi emas.

“Kalau di emas pasti kita mesti memperkuat supply. Kita mesti optimalkan produksi yang ada di Pongkor, Bogor, Jawa Barat, atau supply base lain yang kita dapat supaya bisa memproses emasnya di kita,” kata Nico, dalam paparan kinerja (earnings call) di Jakarta, Jumat (9/5/2025). 

Baca Juga: Laba Antam Naik 10 Kali Lipat Lebih di Kuartal I-2025, Penjualan Domestik dan Emas Jadi Motor Utama

Nico juga mengungkapkan bahwa ANTAM mendapat komitmen pasokan emas dari PT Freeport Indonesia sebesar 30 ton per tahun. Meski kapasitas Freeport bisa mencapai 50 ton, ANTAM menjadi prioritas jika terjadi kelebihan permintaan. Kerja sama ini sudah dimulai sejak Februari 2025, namun belum mencapai volume penuh.

Lebih lanjut, ia menekankan bahwa seluruh pasokan emas yang diolah harus bersumber dari kontrak karya dan kontrak legal lain yang melalui proses penyaringan ketat. Hal ini guna memastikan kepatuhan terhadap perizinan dan praktik pertambangan berkelanjutan.

Dari sisi kinerja, emas menjadi tulang punggung pendapatan ANTAM di kuartal I 2025, dengan nilai penjualan mencapai Rp21,61 triliun atau 83% dari total pendapatan. Angka ini naik 182% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Volume penjualan emas juga melonjak 93% menjadi 13,73 ton, terdorong oleh peluncuran aplikasi ANTAM Logam Mulia yang mempermudah transaksi emas fisik secara digital.

Sementara itu, di segmen nikel, ANTAM mengandalkan keberhasilan memperoleh Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) sebesar 16,9 juta wmt pada awal 2025. Hal ini memungkinkan perusahaan memulai produksi dan penambangan sejak awal tahun.

“Kita harus ikuti operational excellence, best mining practice, dan efisiensi dalam maintain biaya. Produksi kita harus deliver,” tegas Nico.

Baca Juga: Lebarkan Sayap, Antam (ANTM) Berencana Tambah Kegiatan Usaha

Produksi feronikel tercatat sebesar 4.498 ton nikel dalam feronikel (TNi), dengan volume penjualan mencapai 4.839 TNi. Penjualan nikel, baik feronikel maupun bijih nikel, melonjak 581% menjadi Rp3,77 triliun. Produksi bijih nikel naik 221% menjadi 4,63 juta wmt, seiring pertumbuhan penjualan bijih nikel sebesar 281% menjadi 3,83 juta wmt.

Selain itu, komoditas bauksit dan alumina juga mencatatkan kinerja positif. Penjualan mencapai Rp708,75 miliar, naik 102% dibandingkan tahun lalu. Produksi bijih bauksit meningkat 328% menjadi 653.781 wmt, dengan penjualan alumina sebesar 44.048 ton atau tumbuh 4% secara tahunan.

Nico menambahkan bahwa seluruh proyek hilirisasi dan pengembangan ANTAM akan diselesaikan tepat waktu demi memenuhi komitmen kepada pasar dan sejalan dengan arahan Presiden terkait hilirisasi dan industrialisasi sektor pertambangan.

“Apapun permit yang kita perlukan, kita harus deliver itu dengan sedetail mungkin dan secepat mungkin. Kita sudah promise kepada pasar, we have to deliver our promise,” ujar Nico.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: