Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ditopang Pengumuman Trump, Bursa Asia Kompak Meroket

Ditopang Pengumuman Trump, Bursa Asia Kompak Meroket Kredit Foto: Reuters/Aly Song
Warta Ekonomi, Jakarta -

Bursa Asia kompak membukukan penguatan dalam perdagangan di Senin (12/5). Pasar menyambut baik pengumuman kesepakatan dagang yang dilakukan oleh China dan Amerika Serikat (AS).

Dilansir dari CNBC International, Selasa (13/5), berikut ini adalah catatan pergerakan sejumlah indeks utama dari Bursa Asia. Semua indeks utama kompak membukukan kenaikan yang signifikan:

  • Hang Seng (Hong Kong): Naik2,98% ke 23.549,46.
  • CSI 300 (China): Naik 1,16% ke 3.890,61.
  • Shanghai Composite (China): Naik 0,82% ke 3.369,24.
  • Nikkei 225 (Jepang): Naik 0,38% ke 37.644,26.
  • Topix (Jepang): Naik 0,31% ke 2.742,08.
  • Kospi (Korea Selatan):Naik 1,17% ke 2.607,33.
  • Kosdaq (Korea Selatan): Naik 0,40% ke 725,40.

Kepala Strategi Pasar Asia Pasifik JP Morgan Asset Management, Tai Hui mengatakan pasar tengah menyoroti pengumuman kesepakatan dagang yang dicapai oleh China dan AS.

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump mengatakan bahwa kedua negara telah mencapai sebuah "total reset" dalam hubungan dagang mereka usai tercapainya kesepakatan penting dalam perundingan bilateral yang berlangsung di Swiss.

Salah satu kesepakatan tersebut adalah pengurangan tarif impor untuk sementara waktu bagi kedua belah pihak. Trump  akan menurunkan tarif impor menjadi 30% untuk barang-barang dari China.

Sebaliknya, Beijing juga akan mengurangi tarif terhadap barang-barang dari rival ekonominya tersebut menjadi 10%. Kebijakan baru ini hanya akan berlaku selama 90 hari.

Hui menyebut kesepakatan tersebut sebagai langkah positif yang dapat memicu kembali sentimen “risk-on” dalam pasar global, khususnya bursa saham.

“Penurunan tarif ini lebih besar dari perkiraan,” kata Hui.

Namun ia mengingatkan bahwa kebijakan penurunan tarif masih bersifat sementara. 90 hari menurutnya mungkin saja tidak cukup untuk menyusun perjanjian dagang yang komprehensif antara Beijing dan Washington.

“Kesepakatan ini tetap memberikan tekanan untuk menjaga momentum negosiasi," ungkap Hui.

Baca Juga: Alasan Trump Pertimbangkan Longgarkan Sanksi ke Suriah

Adapun Hui menambahkan bahwa respons positif pasar bisa mengurangi tekanan terhadap The Federal Reserve (The Fed). Bank sentraal menurutnya diperkirakan dapat memangkas suku bunga dalam waktu dekat di AS.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: