
Harga emas turun tajam bersamaan dengan anjloknya harga logam mulia di Senin (12/5). Pasar menyoroti redanya ketegangan ekonomi menyusuk kesepakatan pengurangan tarif untuk sementara waktu dari China dan Amerika Serikat (AS).
Dilansir dari Reuters, Selasa (13/5), berikut ini adalah catatan pergerakan harga dari sejumlah komoditas utama logam mulia global. Semua logam mulia kompak anjlok signifikan:
- Emas spot: Turun 3% keUS$3.225,28 per ons.
- Emas berjangka AS: Melemah 3,5% ke US$3.228 per ons.
- Silver spot: Melemah 0,9% ke US$32,40 per ons.
- Platinum: Turun 1,9% ke US$976,06 per ons.
- Palladium: Tertekan 3,4% ke US$942,69 per ons.
Direktur Riset BullionVault, Adrian Ash mengatakan bahwa pasar logam mulia terpukul dengan pengumuman soal kesepakatan dagang dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
Trump baru-baru ini menyambut baik kesepakatan dagang yang tercapai antara pihaknya dengan China. Ia mengatakan bahwa kedua negara telah mencapai sebuah "total reset" dalam hubungan dagang mereka usai tercapainya kesepakatan penting dalam perundingan bilateral yang berlangsung di Swiss.
Salah satu kesepakatan tersebut adalah pengurangan tarif impor untuk sementara waktu bagi kedua belah pihak. Trump akan menurunkan tarif impor menjadi 30% untuk barang-barang dari China.
Sebaliknya, Beijing juga akan mengurangi tarif terhadap barang-barang dari rival ekonominya tersebut menjadi 10%. Kebijakan baru ini hanya akan berlaku selama 90 hari.
“Respons emas yang begitu ekstrem terhadap kekacauan tarif bulan lalu membuat logam mulia ini rentan terhadap perubahan nada dari Presiden Amerika Serikat, Donald Trump,” kata Ash.
Kesepakatan tersebut membuat dolar menguat dan saham global melonjak. Dolar yang menguat membuat emas lebih mahal bagi investor luar negeri dan menekan permintaan pasar akan komoditas tersebut.
“Kini suasananya lebih positif, jadi emas kemungkinan hanya akan naik lagi jika harapan ini mengalami kemunduran," jelas Ash.
Baca Juga: Emas Jadi Penopang Kinerja, Bos Antam Perkuat Supply untuk Amankan Produksi
Pelaku pasar kini menanti data inflasi dari Indeks Harga Konsumen (CPI) AS. Indeks Harga Produsen (PPI) dan penjualan ritel juga dijadwalkan keluar minggu ini. Investor akan mencermati data-data tersebut demi mendapat petunjuk arah kebijakan dari Federal Reserve (The Fed).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement