Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

IHSG Rawan Terkoreksi, Ini Sektor dan Saham yang Bisa Jadi Incaran

IHSG Rawan Terkoreksi, Ini Sektor dan Saham yang Bisa Jadi Incaran Kredit Foto: Antara/Galih Pradipta
Warta Ekonomi, Jakarta -

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi cenderung melemah dalam rentang support 6.710 hingga resistance 7.030 selama pekan perdagangan singkat 14–16 Mei 2025. Koreksi yang terjadi dianggap sehat dan membuka peluang akumulasi, terutama bagi investor yang siap mencermati saham-saham potensial di tengah pasar yang masih volatil.

“Sejak 8 April lalu, IHSG sebenarnya berada dalam posisi strong uptrend. Namun koreksi yang terjadi pekan ini tergolong sehat, karena selama sebulan terakhir IHSG naik terlalu cepat tanpa membentuk area konsolidasi yang kuat,” jelas Indri Liftiany Travelin Yunus, Retail Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas dalam keterangan tertulis, Rabu (14/5/2025).

Baca Juga: IHSG Usai Cuti Bersama Waisak Dibuka Sumringah Naik ke Level 6.922, Saham UVCR Top Gainers

Ia menilai pergerakan indeks saat ini masuk kategori mark up with distribution. Dengan kata lain, ada tekanan distribusi saham di tengah upaya mempertahankan tren naik. Menghadapi kondisi tersebut, Indri menyarankan investor menerapkan strategi selektif dengan fokus pada saham yang memiliki potensi penguatan teknikal maupun fundamental.

Berikut beberapa saham yang direkomendasikan Indo Premier:

  • DEWA – Buy: Target harga Rp162 (potensi naik 7,28%), stop loss di Rp146. Saham menunjukkan tren naik kuat disertai volume tinggi.
  • PTRO – Buy on Pullback: Entry di Rp2.850–2.870, target Rp3.060. Tengah konsolidasi dan berpotensi rebound.
  • INKP – Buy on Pullback: Entry di Rp5.600–5.700, target Rp6.300. Sudah dalam tren naik dengan indikasi golden cross, meski posisi overbought.
  • R-LQ45X – Premier ETF LQ-45: Direkomendasikan buy karena performa LQ45 lebih unggul dari IHSG dalam sepekan terakhir.

Dari sisi makroekonomi, pelaku pasar diminta mencermati sejumlah indikator global seperti inflasi, Consumer Price Index (CPI), Producer Price Index (PPI), dan penjualan ritel AS untuk April. Sementara dari domestik, perhatian tertuju pada rilis neraca dagang April yang diperkirakan tetap surplus meskipun lebih kecil dari bulan sebelumnya, yakni US$3,5 miliar.

Baca Juga: Lonjakan Transaksi Warnai Kenaikan IHSG di Tengah Tekanan Jual Asing

Sebagai informasi, IHSG pekan lalu (6–10 Mei 2025) mencatat penguatan tipis 0,25% dan sempat menyentuh level 6.970, sebelum akhirnya ditutup di 6.832. Namun, aksi jual masif investor asing menekan indeks secara keseluruhan. Bursa Efek Indonesia mencatat net sell asing mencapai Rp1,8 triliun dalam sepekan, dan secara akumulatif mencapai Rp9,3 triliun sejak 8 April.

Di sisi sektoral, hanya sektor Basic Materials yang menopang IHSG dengan kenaikan 4,91%. Sektor Teknologi menjadi pemberat dengan koreksi 1,85%.

“Pelaku pasar masih sangat berhati-hati, terutama terhadap potensi risiko jika negosiasi dagang AS–China menemui jalan buntu. Hal ini bisa berdampak pada inflasi global dan memperkecil peluang pemangkasan suku bunga oleh The Fed,” tambah Indri.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: