Dihantam Dua Kasus Beruntun di SU7 Ultra, Penjualan Mobil Xiaomi Langsung Anjlok

Xiaomi menghadapi tantangan berat karena penjualan kendaraan listriknya telah menurun selama tiga minggu berturut-turut, menurut data registrasi asuransi yang diberikan oleh Asosiasi Dealer Mobil Tiongkok.
Dari minggu ke-16 hingga ke-19 tahun 2025, penjualan kendaraan Xiaomi (termasuk model SU7 dan SU7 Ultra) turun dari 7.200 menjadi 5.200 unit. Model SU7 standar khususnya mengalami penurunan penjualan mingguan dari 6.700 unit menjadi 4.700 unit.
Penurunan penjualan ini terjadi di tengah apa yang digambarkan oleh pendiri Xiaomi Lei Jun sebagai "periode tersulit sejak mendirikan Xiaomi" dalam postingan Weibo pada tanggal 10 Mei.
Xiaomi sempat menjadi perbincangan saat meluncurkan mobil listrik berkekuataan edan yang diklaim punya performa tinggi dengan 1.500 tenaga kuda atau horse power (HP).
Mobil itu dinamakan Xiaomi SU7 Ultra dan laris manis di pasar otomotif di negeri asalnya, China. Sejak peluncurannya pada 28 Februari 2025, dilaporkan telah berhasil mencapai target penjualan tahunan sebanyak 10.000 unit.
Namun, seorang pemilik marah-marah saat mengetahui mobil SU7 Ultra miliknya saat dilakukan pembaharuan perangkat lunak, justru power-nya anjlok menjadi 900 HP.
Meski tetap cepat, tapi kecepatannya tidak secepat 1,98 detik dari nol hingga 60 MPH sebagaimana yang dipromosikan Xiaomi.
Usut punya usut, ternyata Xiaomi memutuskan kalau pemilik itu berdasarkan pembacaan di software-ECU, tidak cocok dengan gaya berkendaranya, dan disarankan untuk melakukan pembaharuan perangkat lunak.
Tapi ujungnya, HP-nya jadi berkurang hingga 600 hp alias menjadi mode berkendara normal. Xiaomi berdalih bahwa ini merupakan langkah untuk mencegahnya terjadinya kecelakaan dan menghindari gas yang kelewat spontan saat diinjak pedal gas.
Tak hanya itu, konsumen baru-baru ini juga melakukan gugatan hukum atas kasus kap mesin karbon yang tak ada fungsinya hanya dekoratif.
Lebih dari 400 pemilik Xiaomi SU7 Ultra telah membuat grup di media sosial untuk mengambil tindakan hukum terhadap Xiaomi terkait fitur kap mesin berbahan karbon fiber yang dilengkapi dengan dua saluran udara, yang ternyata tak berfungsi, hanya aksesoris belaka.
Para pemilik itu bahkan rela menyumbang 3.000 yuan atau sekitar Rp6,8 juta untuk melancarkan aksi hukum ini.
Perselisihan itu dipicu, karena para pemilik SU7 Ultra membeli kap depan serat karbon berharga 42 ribu Yuan atau sekitar Rp94 juta yang diklaim berfungsi memberikan pendingin dan aerodinamika yang mirip di mobil balap.
Tapi ternyata, dengan kocek yang hampir Rp100 juta itu berdasarkan hasil uji tidak ada saluran udara yang masuk.
Baca Juga: Teknologi self-driving dari Robotaxi Mengalami Kecelakaan dan Langsung Terbakar, AI Abal-Abal?
Baca Juga: Mengenal Teknologi SHS, 'Jeroan' Jaecoo J7 SHS
Tak cuma itu, muncul video yang menunjukkan pembongkaran kap tidak menunjukkan perbedaan struktural dari versi standar.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement