
Menteri Perdagangan Budi Santoso mengungkapkan dua hal penting yang perlu dilakukan pelaku usaha, termasuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk memperkuat pasar domestik dan menggarap pasar ekspor.
Dua hal tersebut, kata Mendag dalam kunjungan kerjanya ke dua pelaku UMKM di Kota Padang, Sumatra Barat, pada Jumat (9/5/2025) lalu adalah peningkatan kualitas dan penguatan strategi pemasaran.
Baca Juga: BYD Seal Terbakar, Teknisi Senior: Kemungkinan Overcharging
Dua pelaku UMKM yang dikunjungi Mendag di Kota Padang tersebut adalah Henni Adli Minangkabau Galeri dan DBFOODS.
“Pasar dalam negeri kita sangat besar dan harus diisi produk kita, jangan sampai kita kalah dengan produk asing. Caranya, pertama, peningkatan kualitas. Daya saingnya harus bagus. Kedua, pemasarannya,” kata Mendag Busan, dikutip dari siaran pers Kemendag, Kamis (15/5).
Mendag Busan pun memotivasi para pelaku UMKM di Sumatra Barat untuk mengembangkan usaha demi mengisi pasar dalam negeri dan menggarap pasar ekspor. Ia menyampaikan, untuk mendukung pemasaran produk UMKM di dalam negeri, Kementerian Perdagangan telah menjalin kerja sama mulai dari dengan ritel modern hingga platform niaga elektronik (e-commerce).
Selain itu, Kemendag juga baru meluncurkan Gerakan Kamis Pakai Lokal (GASPOL) yang mewajibkan pegawai Kemendag memakai produk lokal tiap Kamis. Tujuan dari semua upaya ini, untuk meningkatkan penyerapan produk lokal.
Sementara itu, untuk pasar luar negeri, Kemendag memiliki program prioritas yaitu UMKM Berani Inovasi, Siap Adaptasi Ekspor (UMKM BISA Ekspor). Hingga April 2025, sebanyak 388 pelaku UMKM telah ikut serta dalam business matching. Sudah ada transaksi dagang sekitar USD 57,60 juta atau sekitar Rp920 miliar dari UMKM saja.
Henni Adli Minangkabau Galeri memproduksi berbagai produk wastra dan kerajinan fesyen haute couture seperti kain tenun, bordir, dan sulam dengan muatan khas budaya Minangkabau. UMKM ini berhasil mengeksplorasi jenis dan teknik produksi kain, baik asli Sumatra Barat maupun hasil asimilasi budaya.
Henni Adli Minangkabau Galeri kemudian mengembangkannya menjadi produk fesyen berkualitas tinggi. UMKM ini bermitra dan melatih perajin di berbagai daerah di Sumatra Barat. Henni Adli Minangkabau Galeri juga pernah mengikuti sejumlah pameran internasional di luar negeri. UMKM ini juga kerap ikut serta dalam pameran Inacraft dan memiliki gerai di Jakarta.
Di lokasi tersebut, Mendag Busan juga bertemu dan berdialog dengan para pelaku UMKM binaan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatra Barat. Para pelaku UMKM menunjukkan produk-produk seperti teh dari daun kopi, rendang dalam kemasan, sarung bantal rajutan, hingga songket silungkang.
Salah satu pelaku UMKM yang berdialog, yaitu Ida Nursanti dari Siti Nurbaya Food, mengatakan, dirinya sedang mencari dukungan ekspor untuk produk rendang kemasannya ke pasar yang lebih luas. Saat ini, produknya telah masuk ke sejumlah supermarket di Melbourne, Australia.
Mendag Busan menanggapi, Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag dapat membantu mencapai keinginannya dengan memanfaatkan program pengembangan ekspor.
Sementara itu, pemilik Henni Adli Minangkabau Galeri, yaitu Henni Adli, meminta pemerintah untuk memperbanyak fasilitasi pameran dalam dan luar negeri. Menurutnya, pameran ini membantu para perajin dan produsen untuk menggerakkan bisnis mereka.
Sementara itu, untuk ekspor, Henni berharap Kemendag dapat semakin menjembatani pelaku usaha lokal dengan pasar mancanegara melalui para perwakilan perdagangan (perwadag).
“Kami ingin hasil kerajinan Sumatra Barat seperti tenun, sulam, dan bordir bisa masuk ke negara-negara yang segmen pasarnya bisa beresonansi dengan kekhasan produk-produk ini. Misalnya, ke Timur Tengah dan negara tetangga untuk pakaian-pakaian, serta kota-kota pusat mode untuk karya-karya wastra yang sifatnya spektakuler,” ungkap Henni.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Advertisement