Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Damai Dagang AS-China, Indonesia Siap Masuk Meja Negosiasi

Damai Dagang AS-China, Indonesia Siap Masuk Meja Negosiasi Kredit Foto: Youtube Sekretariat Presiden
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pemerintah Indonesia memanfaatkan momentum jeda perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok untuk memperkuat posisinya dalam negosiasi perdagangan dengan AS.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan bahwa Indonesia masih dalam tahap proses negosiasi dengan pihak Amerika Serikat.

“Kita kan sedang bernegosiasi dengan Amerika, jadi kita tunggu saja proses negosiasi itu,” kata Airlangga dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (15/5/2025).

Dalam kesepakatan yang berlaku selama 90 hari, Amerika Serikat sepakat memangkas tarif tambahan atas produk-produk asal Tiongkok dari 145% menjadi 30%. Tiongkok pun membalas dengan menurunkan tarif atas produk AS dari 125% menjadi 10% serta mencabut sejumlah hambatan non-tarif yang selama ini menghambat arus perdagangan global.

Baca Juga: Menko Airlangga Ungkap Strategi Pemerintah Dorong Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II-2025

Airlangga menegaskan bahwa pemerintah akan memaksimalkan masa jeda tarif tersebut untuk memperkuat posisi Indonesia dalam negosiasi dengan Amerika Serikat.

“Kan 90 hari ke depan dengan Cina kan pause. Jadi kita memanfaatkan waktu itu untuk bernegosiasi dengan Amerika,” imbuhnya.

Meski pasar global merespons positif kesepakatan sementara antara AS dan Tiongkok, Airlangga mengingatkan bahwa situasi ini bersifat sementara.

Baca Juga: Airlangga dan Sri Mulyani Wanti-Wanti Dunia Usaha: Hati-Hati dan Waspada!

“Makroekonomi dengan pause kita nggak bisa bilang mereda, karena ini kan pause selama 90 hari. Market bereaksi positif tapi kan kita tidak bisa mengambil kesimpulan karena ini baru periode sementara,” urainya.

Ia menambahkan, pemerintah tengah mempelajari poin-poin penting yang akan dibahas dalam negosiasi, termasuk menyiapkan komoditas yang berpotensi masuk dalam kesepakatan dagang.

“Ya kita sekarang mempelajari apa yang akan menjadi bahan pembicaraan dan kedua juga mempersiapkan komoditas yang diperlukan,” terangnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Cita Auliana
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: