Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kemen PPPA Perkuat Pemenuhan Hak Perempuan dan Anak di Sulsel dengan RBI

Kemen PPPA Perkuat Pemenuhan Hak Perempuan dan Anak di Sulsel dengan RBI Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) memperkuat perlindungan dan pemenuhan hak perempuan dan anak di Sulawesi Selatan (Sulsel) dengan meluncurkan Ruang Bersama Indonesia (RBI).

RBI tersebut diluncurkan oleh Menteri PPPA Arifah Fauzi didampingi Wakil Bupati Gowa Darmawang Samuin di Posyandu Melati, Desa Lempangang, Kecamatan Bajeng, Kabupaten Gowa, Sulsel.

Baca Juga: Tiba di Malaysia, Presiden Prabowo Akan Hadiri KTT ASEAN Bertema Inklusivitas dan Keberlanjutan

Menteri PPPA menyampaikan RBI merupakan inisiatif strategis yang lahir dari semangat gotong royong dan kepedulian terhadap masa depan masyarakat, khususnya perempuan dan anak. 

“Ruang Bersama Indonesia ini dirancang sebagai ruang yang aman, inklusif, dan kolaboratif bagi seluruh warga  untuk tumbuh dan berkembang, serta berpartisipasi aktif dalam kehidupan bermasyarakat,” ujar Menteri  PPPA, dikutip dari siaran pers Kemen PPPA, Senin (26/5).

Menteri PPPA menegaskan bahwa RBI bukan sekadar simbol, melainkan tonggak penting dan ruang strategis dalam mengembangkan solusi terhadap persoalan-persoalan perempuan dan anak di Indonesia.

"RBI adalah kelanjutan dari konsep desa dan kelurahan ramah perempuan dan anak. Melalui RBI, kita wujudkan desa ideal di mana hak perempuan dan anak terpenuhi, terlindungi dari kekerasan, dan bebas dari diskriminasi. RBI bukan hanya simbol semata, tetapi kunci dalam menyelesaikan berbagai tantangan menuju Indonesia Emas 2045," ungkap Menteri PPPA.

Lebih lanjut, Menteri PPPA menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam menjawab tantangan tingginya kekerasan terhadap perempuan dan anak. "Hanya dengan kerja sama yang kuat antara pemerintah, masyarakat, dan semua pemangku kepentingan, kita bisa mewujudkan ekosistem yang adil, aman, dan inklusif," ujarnya.

Sementara itu, Wakil Bupati Gowa mengapresiasi dukungan pemerintah pusat dan provinsi dalam pelaksanaan program RBI. 

“Kabupaten Gowa memiliki Indeks Pemberdayaan Gender tertinggi di Sulawesi Selatan yang tercermin dari kesetaraan partisipasi laki-laki dan perempuan dalam berbagai bidang. Selain itu, pemenuhan hak anak telah menunjukkan hasil positif, seperti 99,45 persen anak memiliki akta kelahiran, perpustakaan representatif, serta keterlibatan anak dalam perencanaan pembangunan,” ungkap Wakil Bupati Gowa.

Wakil Bupati Gowa juga menekankan bahwa RBI menjadi simbol kuat kolaborasi di tingkat desa untuk pemenuhan hak anak dan perempuan. 

“Kami berharap peluncuran RBI ini tidak hanya menjadi simbol, tapi juga menjadi jantung semangat baru bagi seluruh masyarakat di Kabupaten Gowa untuk bersama-sama menjaga dan memanfaatkan ruang ini secara optimal,” tambah wakil Bupati Gowa.

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinas P3A) Provinsi Sulawesi Selatan Andi Mirna, menambahkan Peluncuran RBI di Gowa juga menjadi bagian dari dukungan penuh Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan terhadap program prioritas Kemen PPPA, yang meliputi Ruang Bersama Indonesia, perluasan layanan Call Center Sapa 129 dan  penerapan satu data gender dan anak. Program-program ini sejalan dengan visi “Sulawesi Selatan Maju dan Berkarakter.”

Setelah rangkaian peluncuran RBI, Menteri PPPA juga mengunjungi Dennasa Botanical Garden untuk berdialog dengan Forum Anak Kabupaten Gowa dan anak-anak berkebutuhan khusus (ABK). Di lokasi tersebut, Menteri berinteraksi langsung dengan anak-anak sebagai bentuk dukungan nyata terhadap pemenuhan hak anak di ruang publik yang aman, inklusif, dan ramah Anak.

Peluncuran RBI di Gowa diharapkan menjadi inspirasi bagi daerah lain dalam mengembangkan model perlindungan perempuan dan anak berbasis desa. Kolaborasi, sinergi, dan komitmen lintas sektor adalah kunci keberhasilan program ini, yang seharusnya tidak berhenti pada seremoni, namun menjadi gerakan berkelanjutan untuk menciptakan ruang yang aman serta ramah terhadap perempuan dan anak.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya

Advertisement

Bagikan Artikel: