Kredit Foto: Garuda Indonesia
PT Garuda Indonesia akhirnya menanggapi kritik publik terkait tingginya harga tiket pesawat domestik. Direktur Utama Garuda Indonesia, Wamildan Tsani, menyampaikan pembelaannya dalam rapat kerja bersama Komisi V DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, dikutip Senin (26/5/2025).
Wamildan menegaskan bahwa jika dibandingkan dengan sejumlah negara lain, tarif domestik di Indonesia justru tergolong lebih rendah. Ia mencontohkan kondisi di Australia, di mana harga tiket penerbangan domestik dinilai jauh lebih mahal dibandingkan dengan di Indonesia.
"Kalau yang paling dekat misalnya di Australia, kita bicara tiket domestik, di Australia itu tiket domestiknya jauh lebih mahal daripada domestik di Indonesia, Pak," ujar Wamildan dalam rapat tersebut.
Baca Juga: Bos Garuda Indonesia (GIAA) Angkat Bicara Soal Isu Suntikan Modal dari Danantara
Ia bahkan menyebut maskapai nasional Australia, Qantas, menggunakan pendapatan dari rute domestik untuk mensubsidi penerbangan internasional mereka. "Bahkan Qantas itu tiket domestiknya, penerbangan domestiknya itu mensubsidi penerbangan internasionalnya," ujarnya menegaskan.
Namun, pernyataan itu langsung mendapatkan respons dari Anggota Komisi V DPR RI, Zigo Rolanda. Menurutnya, perbandingan harga tiket antara Indonesia dan negara lain seperti Australia perlu disertai dengan variabel yang relevan, terutama waktu tempuh dan jarak penerbangan. Zigo meminta agar Garuda Indonesia tidak hanya membandingkan harga, melainkan juga mempertimbangkan konteks geografis dan operasional yang lebih menyeluruh.
"Sebaiknya perbandingannya itu di luar negeri misalnya waktu tempuhnya, Pak. Misalnya dari Jakarta ke Bali itu berapa jam dan berapa kilometer. Dibandingkan dengan, katakanlah dari Sydney ke Melbourne atau Perth, waktu tempuhnya berapa? Sebaiknya itu perbandingannya, Pak," ujar Zigo.
Zigo menilai bahwa membandingkan rute Jakarta–Bali dengan rute Sydney–Perth tidak bisa dilakukan begitu saja tanpa memperhatikan waktu tempuh dan jarak sebagai faktor penentu struktur tarif. "Beda Pak, karena waktu tempuhnya beda Pak. Begini itu Pak Ketua, biar meluruskan ini Pak Ketua," tambahnya.
Baca Juga: Tiket Pesawat Masih Mahal? Ini Alasan Garuda Usulkan Revisi Tarif Batas Atas
Menanggapi masukan tersebut, Wamildan menyatakan kesiapannya untuk menyampaikan data perbandingan secara tertulis dalam pertemuan mendatang. "Untuk detail perbandingan mungkin nanti kami sampaikan datanya, Pak. Tertulis ya? Iya. Oke, terima kasih, Pak," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Azka Elfriza
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement