
Research Analyst Mirae Asset Sekuritas, Farras Farhan, memproyeksikan harga emas masih bisa menguat hingga USD 3.500 per troy ons dalam 1 hingga 3 bulan ke depan, terutama didorong oleh kombinasi faktor global dan musiman.
“Tekanan geopolitik, aksi beli bank sentral, serta permintaan dari ritel dan ETF terus menopang harga emas. Namun, satu faktor musiman yang sering diremehkan adalah efek Diwali di India,” ujar Farras dalam Media Day yang digelar di Jakarta, Kamis (12/6/2025).
Farras mengatakan, tradisi pembelian emas saat Diwali di India yang akan berlangsung pada Oktober mendatang memiliki pengaruh signifikan terhadap pasar emas global. Pasalnya di India, emas dianggap sebagai simbol kemakmuran dan hadiah wajib dalam perayaan keagamaan dan keluarga.
Baca Juga: Harga Emas Naik, Pasar Yakin Suku Bunga Akan Dipangkas The Fed
“Diwali bukan cuma budaya, tapi momen puncak pembelian emas di India,” jelasnya.
Hal ini menciptakan tekanan permintaan tambahan dari pasar fisik, di luar pembelian institusional dan bank sentral.
"Jika faktor musiman ini berlanjut sementara suplai terbatas, bukan tidak mungkin harga akan menembus level USD 3.500 lebih cepat dari perkiraan," ucapnya.
Dia menjelaskan, saat ini separuh permintaan emas saat ini berasal dari ETF dan bank sentral seperti Cina, Rusia, dan Polandia. Separuh lainnya datang dari sektor perhiasan dan investor ritel.
Kombinasi permintaan ini menciptakan keseimbangan pasar yang membuat harga emas terus naik namun tetap stabil secara volatilitas yang saat ini hanya berada di 7%.
Baca Juga: Harga Emas Antam di Pegadaian Dibanderol Rp1.963.000 per Gram, UBS dan Galeri 24 Berapa?
Untuk itu, Faras memproyeksi harga rata-rata emas di tahun 2025 sebesar Rp3,1 juta per gram, meski harga saat ini telah menembus Rp2,9 juta.
"Dalam skenario optimistis, harga bisa mencapai Rp3,5 juta hingga Rp4 juta per gram menjelang akhir tahun, tergantung dinamika global dan hasil pembicaraan dagang internasional," ungkapnya.
Adapun saham-saham emiten tambang emas seperti BRMS, AMMN, dan MDKA dinilai paling berpotensi mendapatkan manfaat langsung dari lonjakan harga ini.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Djati Waluyo
Tag Terkait:
Advertisement