Deteksi Risiko dan Peluang, Burson Kembangkan AI untuk Prediksi Reputasi dan Kinerja Bisnis
Kredit Foto: Istimewa
Kecerdasan buatan (AI) kembali mencatatkan lompatan besar dalam dunia bisnis. Kali ini, AI masuk ke dalam ranah yang selama ini sulit diukur secara presisi, yakni reputasi perusahaan. Teknologi bernama Reputation Capital ini dikembangkan oleh Burson dan diklaim sebagai sistem pertama di dunia yang secara real-time menganalisis dan memprediksi hubungan antara persepsi publik dan hasil bisnis.
CEO Global Burson, Corey duBrowa, mengatakan platform ini tidak hanya menangkap sinyal reputasi dari media digital dan sosial, tetapi juga mengaitkannya dengan indikator keuangan yang konkret.
"Ini bukan sekadar membaca sentimen media sosial. Platform ini memprediksi bagaimana isu-isu tertentu—seperti kepemimpinan, inovasi, atau tanggung jawab sosial—akan berdampak langsung pada nilai perusahaan," kata Corey duBrowa.
Reputation Capital mampu menghadirkan solusi revolusioner berbasis AI yang mampu memetakan pengaruh reputasi terhadap performa bisnis secara langsung, mulai dari nilai saham hingga niat beli konsumen.
Bekerja 24 jam non-stop, AI dalam Reputation Capital menganalisis ribuan sinyal digital setiap hari dan mengubahnya menjadi wawasan strategis. Teknologi ini mampu mendeteksi risiko reputasi yang muncul secara dini serta mengidentifikasi peluang untuk meningkatkan citra perusahaan sebelum publik menyadarinya.
Baca Juga: Ekonomi Digital RI Diproyeksi Tembus US$360 Miliar, Rosan Ajak Investor Bangun Data Center
Keunggulannya terletak pada kemampuannya menghubungkan delapan faktor utama pembentuk reputasi dengan hasil bisnis yang spesifik. Teknologi ini juga dilengkapi dengan kecerdasan prediktif yang memungkinkan perusahaan memproyeksikan dampak dari berbagai tindakan atau peristiwa terhadap persepsi publik dan nilai pemegang saham.
"Selama ini reputasi cenderung dipandang sebagai sesuatu yang abstrak. Dengan AI, kami ubah itu jadi aset bisnis yang nyata dan terukur," jelas Grant Toups, Global Chief Digital and Intelligence Officer Burson.
Dalam salah satu studi yang dilakukan Burson, peningkatan hanya satu persen dalam skor reputasi dapat menyumbang tambahan nilai pemegang saham hingga USD 2,4 miliar bagi perusahaan teknologi besar. Ini menunjukkan bahwa reputasi, jika dikelola dengan cerdas, memiliki potensi ekonomi yang sangat signifikan.
Teknologi ini juga telah divalidasi oleh Augmented Intelligence Labs, lembaga riset yang terafiliasi dengan University of Oxford.
"Reputation Capital memberi kita kemampuan langka untuk membaca, memahami, dan menindaklanjuti reputasi secara presisi. Tidak ada teknologi sekomprehensif ini saat ini," ujar Dr. Felipe Thomaz, salah satu pendiri Augmented Intelligence Labs.
Baca Juga: Kemkomdigi Raih Apresiasi Polri Berkat Digitalisasi Lalu Lintas di Momen Mudik
Burson Indonesia pun siap mengimplementasikan solusi ini untuk klien di Tanah Air. CEO Burson Indonesia, Marianne Admardatine, mengatakan pihaknya melihat potensi besar AI dalam membentuk masa depan komunikasi dan bisnis di Indonesia.
"Dengan Reputation Capital, kami hadirkan kecerdasan yang dapat ditindaklanjuti, bukan hanya data mentah agar klien bisa membangun kepercayaan dengan cara yang lebih strategis dan berdampak," sebutnya.
Di tengah dunia bisnis yang kian kompleks dan cepat berubah, reputasi kini bukan sekadar aset tak kasat mata, melainkan bagian dari strategi bisnis berbasis data yang dapat diukur, diprediksi, dan dioptimalkan. Dan teknologi AI menjadi kunci untuk membuka pintu itu.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement