
PT Indonesia Asahan Aluminium (INALUM), anggota Holding BUMN Pertambangan MIND ID, mencatatkan pendapatan sepanjang tahun 2024. Namun, laba bersih perusahaan justru mengalami penurunan signifikan dibandingkan tahun sebelumnya.
Direktur Utama INALUM, Melati Sarnita, mengatakan pendapatan sebesar US$716,9 juta atau setara dengan Rp 11,66 triliun dengan asumsi kurs Rp16.269 per dolar AS.
"Meningkat 29,2% dari pendapatan tahun 2023 yang tercatat Rp9,02 triliun atau US$544,75 juta," ujar Melati dalam keterangan, Selasa (17/6/2025).
Baca Juga: Erik Thohir Angkat Melati Sarnita Jadi Dirut Inalum
Meski mengalami peningkatan pendapatan, laba bersih perusahaan justru turun drastis sebesar 69,44%, dari US$404,78 juta sekitar Rp6,29 triliun di 2023 menjadi hanya US$123,7 juta atau sekitar Rp2,01 triliun pada tahun 2024.
Peningkatan pendapatan ditopang oleh pertumbuhan volume produksi dan penjualan aluminium. Sepanjang 2024, INALUM memproduksi 274.230 ton aluminium, naik 27,61% dibandingkan tahun sebelumnya. Volume penjualan juga meningkat 25,55% menjadi 276.381 ton.
Dari sisi operasional, EBITDA perusahaan tercatat sebesar US$179,2 juta, sementara total aset mencapai US$2,47 miliar, menunjukkan posisi keuangan yang cukup solid meski tekanan laba bersih membayangi.
"INALUM juga mencatat kinerja tata kelola yang baik, dengan capaian Key Performance Indicator (KPI) Direksi mencapai 90,17% dan kehadiran Dewan Komisaris 100%. Skor ASEAN Corporate Governance Scorecard (ACGS) perusahaan tercatat 81,01%, melampaui standar minimum," ujarnya.
Baca Juga: Komitmen akan Pertumbuhan Berkelanjutan dan Inovasi, INALUM Rah Prestasi!
Sepanjang tahun 2024, INALUM menyetor pajak dan kewajiban nonpajak sebesar US$70,9 juta, serta merealisasikan program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) senilai Rp28,09 miliar, dengan rasio Social Return on Investment (SROI) mencapai 1:8.
Di sektor keberlanjutan, INALUM berhasil menurunkan emisi karbon hingga 73.364 ton CO₂ ekuivalen dan menanam 200.000 pohon. Atas capaian ini, unit Smelter Kuala Tanjung meraih penghargaan PROPER EMAS, dan unit PLTA meraih PROPER HIJAU dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
INALUM juga menggulirkan proyek strategis Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Mempawah, Kalimantan Barat, untuk memperkuat rantai pasok aluminium dalam negeri dan mengurangi ketergantungan pada impor bahan baku.
“Dengan dukungan pemegang saham dan seluruh pemangku kepentingan, INALUM optimistis menjadi penggerak utama industri aluminium nasional yang tangguh, berkelanjutan, dan berdaya saing global,” ucapnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Djati Waluyo
Tag Terkait:
Advertisement