Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sri Mulyani Mewaspadai Ketidakpastian Global Permanen

Sri Mulyani Mewaspadai Ketidakpastian Global Permanen Kredit Foto: Instagram/Sri Mulyani Indrawati
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, mengatakan ketidakpastian global akibat tensi geopolitik dan perang dagang masih belum mereda dalam waktu dekat. Ia menekankan faktor utama dari ketidakpastian global saat ini bersifat struktural dan jangka menengah hingga panjang, bukan hanya temporer seperti bencana alam.

Menurutnya, salah satu penyebab utama adalah munculnya unilateralism atau pendekatan sepihak dalam kebijakan ekonomi, khususnya dari Amerika Serikat (AS). Negeri Paman Sam dinilai semakin gencar menerapkan kebijakan tarif sepihak terhadap negara-negara mitra dagangnya. 

“Kita sedang menyaksikan bahwa ketidakpastian ini akan menjadi lebih permanen karena sifat dari ketidakpastian itu sendiri bukan berasal dari situasi yang bersifat sementara, tetapi lebih merupakan pergeseran yang kemungkinan berlangsung dalam jangka menengah hingga panjang,” kata Sri Mulyani dalam acara CNBC Indonesia Economic Update 2025 di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Rabu (18/6/2025).

Baca Juga: Sri Mulyani Ungkap Penurunan Inflasi Bukan karena Pelemahan Daya Beli

Sri mengatakan, kebijakan tarif AS tidak hanya mencerminkan kebijakan domestik, namun juga menciptakan struktur baru dalam global governance. Artinya, perubahan ini akan mengarah pada pola interaksi internasional yang berbeda, dengan peran institusi global yang makin dilemahkan.

"Kalau AS melakukan unilateral tariff policy terhadap semua partner dagangnya, itu selain karena domestic policy, itu juga membentuk global governance yang baru," imbuhnya. 

Selain itu, uniteralism membuat negara-negara besar merasa kuat untuk menyelesaikan masalah tanpa perlu bantuan multilateral institution seperti Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia (World Bank). 

Baca Juga: Sri Mulyani Sebut Neraca Dagang Surplus US$ 4,9 Miliar pada Mei 2025

Ia menyatakan banyak negara maju yang tidak mempercayai lembaga multilateral tersebut karena karena merasa tidak terwadai interestnya. 

“Sehingga negara-negara yang kuat merasa that I have to solve my own problem without using those multilateral institution Inilah yang disebut unilateralism atau dispute diselesaikan secara bilateral,” tuturnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Cita Auliana
Editor: Djati Waluyo

Advertisement

Bagikan Artikel: