Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sri Mulyani Sebut Neraca Dagang Surplus US$ 4,9 Miliar pada Mei 2025

Sri Mulyani Sebut Neraca Dagang Surplus US$ 4,9 Miliar pada Mei 2025 Kredit Foto: Antara/Sulthony Hasanuddin
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengumumkan neraca perdagangan Indonesia mencatatkan surplus sebesar US$ 4,9 miliar pada Mei 2025. Surplus tersebut menandai tren positif selama lima tahun berturut-turut.

“Melihat perkembangan, meskipun lima tahun terakhir ini neraca perdagangan kita terus mengalami surplus. Pada bulan Mei kemarin surplusnya adalah USD4,9 miliar, yaitu ekspor dikurangi impor untuk barang,” kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTa di Kantor Kemenkeu, Jakarta, Selasa (17/6/2025).

Sri Mulyani menjelaskan, sektor pertanian mencatatkan pertumbuhan ekspor tertinggi dengan kenaikan hingga 56,2% pada Mei 2025. Sementara itu, sektor industri pengolahan turut mencatatkan pertumbuhan ekspor yang signifikan sebesar 25,8%. Di sisi lain, ekspor dari sektor pertambangan justru mengalami penurunan tajam sebesar 26%, yang turut berdampak pada penerimaan negara.

Baca Juga: Neraca Dagang Nyaris Tekor, Diselamatkan Komoditas Non-Migas

“Ini yang menyebabkan tadi dampaknya terlihat di dalam penerimaan negara kita,” ujarnya.

Dari sisi impor, Sri Mulyani menyoroti pertumbuhan tertinggi berasal dari impor barang modal yang naik 23,1%. Ia menyebut hal tersebut sebagai sinyal positif bagi prospek produksi dalam negeri.

“Sedangkan kalau kita lihat dari impornya, barang modal impornya tumbuh 23,1%. Ini berarti kita harapkan positif karena orang kalau mengimpor barang modal tentu untuk kegiatan produksi,” tuturnya.

Impor bahan baku tercatat hanya tumbuh tipis sebesar 0,3%, sementara barang konsumsi naik sebesar 7,8%.

“Jadi kita lihat di sini bahwa komposisi dari impor masih didominasi growth-nya adalah dari barang-barang modal, sedangkan bahan baku relatively flat dan barang konsumsi tumbuh di 7,8%, ini ada suatu kenaikan dari sisi impor,” pungkasnya.

Baca Juga: Sri Mulyani Bawa Kabar Buruk! APBN Defisit Rp21 Triliun pada Mei 2025, Penerimaan Pajak Terkoreksi

Secara kumulatif, neraca perdagangan dari Januari hingga Mei 2025 mencatatkan surplus sebesar US$ 16 miliar, naik dari US$ 13,1 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

“Jadi ini hal yang positif. Nah, dengan lingkungan ekonomi yang tadi telah saya sampaikan, kita lihat perkembangan asumsi makro yang ada di dalam APBN kita,” ujarnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Cita Auliana
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: