Kredit Foto: Pertamina
Harga minyak mentah melonjak tajam pada Kamis (20/6). Hal ini terjadi seiring eskalasi konflik militer antara Iran dan Israel. Pasar juga khawatir dengan kemungkinan keterlibatan Amerika Serikat (AS).
Dilansir dari Reuters, Jumat (21/6), Minyak Brent ditutup naik 2,8% menjadi US$78,85. Sementara West Texas Intermediate (WTI) menguat 2,7% menjadi US$77,20. Aktivitas perdagangan lebih sepi dari biasanya karena hari libur federal di AS.
Baca Juga: Stok Minyak Mentah AS Anjlok 11,5 Juta Barel, Terbesar dalam Setahun
Konflik meningkat tajam setelah menyusul kelanjutkan perang dari Israel-Iran. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan bahwa musuhnya akan membayar harga penuh. Sementara Iran memperingatkan terhadap campur tangan pihak ketiga dalam konflik ini.
Gedung Putih mengatakan bahwa pihaknya akan membuat keputusan dalam dua minggu ke depan mengenai apakah pemerintahannya akan turut serta dalam konflik tersebut. Ketidakpastian ini turut mendorong harga minyak naik.
“Konsensus di pasar mulai terbentuk bahwa keterlibatan mereka dalam bentuk tertentu akan terjadi,” kata Analis Commodity Context, Rory Johnston.
Baca Juga: Harga Minyak Mentah RI Mei 2025 Turun, Ini Penyebabnya
Iran merupakan produsen minyak terbesar ketiga dari Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC).
Sekitar 18 hingga 21 juta bpd minyak mentah dan produk minyak melalui Selat Hormuz,dan kekhawatiran akan terganggunya aliran perdagangan semakin meluas.
Baca Juga: Potensi Tandan Kosong Kelapa Sawit Menjadi Bioplastik dan Semen
Baca Juga: Melihat Penting dan Signifikannya Peran Sawit bagi Masyarakat Dunia
JPMorgan memperingatkan bahwa dalam skenario ekstrem di mana konflik meluas dan menyebabkan penutupan Selat Hormuz, harga minyak dunia dapat melonjak ke kisaran US$120 hingga US$130 per barel.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Advertisement