- Home
- /
- New Economy
- /
- Energi
Selat Hormuz Terancam Ditutup, Harga Minyak Global Dibayangi Dampak Serangan Trump

Harga minyak dunia melemah pada Jumat (20/6). Amerika Serikat (AS) menjatuhkan sanksi baru terhadap Iran. Hal itu dilihat sebagai langkah menuju penyelesaian diplomatik atas konflik yang tengah berlangsung antara Israel dan Iran.
Dilansir dari Reuters, Senin (23/6), Minyak mentah Brent turun 2,33% ke US$77,01. Sementara West Texas Intermediate (WTI) melemah 0,28% menjadi US$74,93.
Baca Juga: Rosneft Nilai Langkah OPEC+ Tambah Produksi Minyak Tepat di Tengah Gejolak Timur Tengah
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump memberlakukan sanksi terhadap lebih dari 20 entitas, 5 individu, dan 3 kapal, termasuk dua perusahaan yang terkait dengan Iran.
“Langkah sanksi ini bisa jadi bagian dari strategi negosiasi yang lebih luas. Fakta bahwa mereka memilih jalur ini adalah sinyal bahwa mereka ingin menyelesaikan konflik ini secara damai,” kata Mitra Again Capital, John Kilduff.
Sebelumnya, harga minyak sempat melonjak setelah adanya serangan terhadap fasilitas nuklir dari Iran. Kabar Gedung Putih juga menjadi perhatian namun serangan baru-baru ini diprediksi akan membuat harga minyak melonjak.
Gedung Putih sebelumnya menyatakan bahwa pemerintahannya akan memutuskan dalam dua minggu ke depan apakah mereka akan terlibat langsung dalam konflik tersebut. Namun, dunia dikejutkan oleh serangan mereka saat akhir pekan ke fasilitas nuklir dari Iran.
Iran mengancam akan menutup Selat Hormuz. Ia merupakan jalur penting ekspor minyak dari Timur Tengah. Namun hingga saat ini, ekspor minyak belum terganggu dan pasokan global masih stabil. Para analis memperingatkan bahwa jika eskalasi meningkat dan fasilitas ekspor diserang atau pengiriman melalui jalur itu terganggu, harga minyak bisa melonjak ke US$100 per barel.
Baca Juga: Stok Minyak Mentah AS Anjlok 11,5 Juta Barel, Terbesar dalam Setahun
Adapun Uni Eropa dilaporkan membatalkan usulan untuk menurunkan batas harga minyak Rusia ke US$45. Hal ini memberikan sinyal bahwa dinamika pasokan energi global masih penuh ketidakpastian.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Advertisement