Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Serangan AS ke Iran Picu Pelemahan Ekonomi RI

Serangan AS ke Iran Picu Pelemahan Ekonomi RI Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (CELIOS), Bhima Yudhistira, menilai tindakan Amerika Serikat (AS) yang ikut campur dalam konflik geopolitik di Timur Tengah berpotensi membuat perekonomian Indonesia terdampak.

Dia menjelaskan bahwa kondisi ini akan memicu naiknya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dalam negeri. 

“Yang harus diperhatikan pemerintah adalah lonjakan biaya impor bbm,” kata Bhima saat dihubungi Warta Ekonomi, Senin (23/6/2025). 

Baca Juga: Ditelepon Presiden Perancis, Presiden Iran Ungkap Kemarahannya dan Akan Balas Tindakan AS

Bhima menilai, lonjakan harga biaya BBM mampu menimbulkan inflasi di tengah daya beli masyarakat yang menurun. Tentu menurutnya, hal ini akan membuat pertumbuhan ekonomi lesu. 

“Ini bukan inflasi yang baik, begitu harga bbm naik, diteruskan ke pelaku usaha dan konsumen membuat pertumbuhan konsumsi rumah tangga melambat,” imbunya. 

Dia memperoyeksikan pertumnbuhan ekonomi hanya tumbuh 4,5 persen secara tahunan (year on year/yoy). Hal ini menjauhkan peluang pencapaian target pertumbuhan sebesar 8 persen yang telah dicanangkan pemerintah.

“Makin berat mencapai target 8% pertumbuhan ekonomi karena situasi eksternal nya terlalu berat, ditambah adanya efisiensi anggaran pemerintah,” terangnya. 

Baca Juga: China Mengecam Keras Serangan AS ke Iran, Ikut Perang?

Untuk menjaga stabilitas ekonomi nasional, Bhima mendorong agar pemerintah segera mengamankan komitmen investasi dari negara-negara Timur Tengah, khususnya anggota Gulf Cooperation Council (GCC) seperti Uni Emirat Arab (UAE), Qatar, dan Arab Saudi, sebelum konflik semakin memburuk.

Ia juga menekankan pentingnya percepatan pengembangan energi terbarukan agar Indonesia tidak terus bergantung pada impor BBM dan LPG.

Selain itu, pemerintah diharapkan mempercepat penyerapan anggaran negara, terutama yang berorientasi pada penciptaan lapangan kerja. Bank Indonesia juga diminta memastikan transmisi penurunan suku bunga ke sektor perbankan agar kredit lebih terjangkau dan dapat mendorong aktivitas ekonomi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Cita Auliana
Editor: Djati Waluyo

Advertisement

Bagikan Artikel: