Lampaui Generative AI, Multipolar Technology Percepat Transformasi Digital dengan Kekuatan Agentic AI
Kredit Foto: Istimewa
Ketika banyak perusahaan masih beradaptasi dengan Generative AI (GenAI), dunia teknologi telah melangkah lebih jauh dengan kehadiran Agentic AI. Teknologi ini merupakan evolusi terbaru kecerdasan buatan yang tidak hanya responsif, tetapi juga protonis, adaptif, kolaboratif, dan otonom.
Dalam seminar "Unlocking the Power of Agentic AI in Business & Beyond" yang digelar oleh PT Multipolar Technology Tbk (IDX: MLPT) di Pullman Jakarta Thamrin (17/6), Jip Ivan Sutanto, Director Enterprise Application Services Business Multipolar Technology, menegaskan bahwa Agentic AI bukan sekadar alat, melainkan mitra digital yang mampu mengubah cara bisnis beroperasi.
"Agentic AI membawa paradigma baru dalam proses otomatisasi dan pengambilan keputusan berbasis AI, yang sangat relevan bagi bisnis modern yang membutuhkan kecepatan, efisiensi, adaptabilitas tinggi, dan mengedepankan pengalaman pelanggan," jelas Jip Ivan.
"Jika GenAI bisa menghasilkan konten baru, Agentic AI lebih dari itu, yaitu mampu mengambil keputusan sesuai data dan tujuan yang ditetapkan," lanjutnya.
Berbeda dengan solusi AI tradisional, Agentic AI mampu memecah tugas besar (major tasks) menjadi langkah-langkah kecil (minor tasks), beradaptasi dengan perubahan lingkungan, serta berkolaborasi dengan sistem lain atau manusia, semuanya berjalan secara otonom. Kemampuan ini memungkinkan perusahaan mengambil keputusan lebih cepat, akurat, dan cerdas dibanding metode konvensional.
Multipolar Technology menghadirkan VisionAnalytics, solusi berbasis Agentic AI yang dapat diaplikasikan di berbagai sektor. Di bidang customer service, misalnya, teknologi ini memungkinkan chatbot menganalisis dokumen kompleks, mengekstrak data relevan, dan memberikan rekomendasi instan kepada pelanggan.
Baca Juga: Multipolar Technology Bagikan Tiga Solusi untuk Hadapi Lanskap Bisnis Modern
“Di dunia keuangan, dengan Agentic AI, perusahaan dapat mengetahui tren dan pola big data yang ada, lalu mendeteksi anomali dan memperoleh kesimpulan untuk ditindaklanjuti. Di kancah human resources, seorang karyawan bisa menanyakan berapa sisa cuti yang dimiliki, lantas mengajukan pengambilan cuti secara otomatis,” jelas Andrew, Head of Big Data Multipolar Technology.
Untuk diketahui, solusi VisionAnalytics dapat dibangun di atas platform Cloudera yang merupakan sebuah modern enterprise-ready data platform, mendukung secara end-to-end proses data-to-AI lifecycle. Itulah mengapa dinamakan VisionAnalytics powered by Cloudera. Cloudera memiliki fitur Cloudera Agent Studio yang berperan menciptakan dan memodifikasi AI Agents. Layaknya agen manusia, AI Agents mampu menganalisis dan mengambil tindakan tanpa campur tangan manusia.
Agar dapat mendukung pengoperasian Agentic AI yang dapat diskalakan sesuai kebutuhan tanpa mengabaikan kecepatan dan produktivitas, Cloudera Agent Studio dijalankan di atas platform kontainer Red Hat OpenShift. Andrew menambahkan, selain dapat diskalakan, Red Hat OpenShift juga memungkinkan Agentic AI “berlayar” di atas infrastruktur hybrid-cloud dengan kendali keamanan penuh.
Besarnya manfaat yang didapat dibanding sekadar memanfaatkan GenAI, apalagi Robotic Process Automation (RPA) dan Traditional AI, maka wajar jika permintaan pasar terhadap solusi Agentic AI melonjak. Seperti yang terungkap dalam laporan perusahaan riset pasar Mordor Intelligence1, nilai pasar Agentic AI global diyakini bakal naik dari US$7,28 miliar pada 2025 menjadi USS41,32 miliar pada 2030.
Baca Juga: Bantu Ambil Keputusan Bisnis, Multipolar Technology Dorong Perusahaan Manfaatkan Agentic AI
Pada 2024, belum ada 1% perusahaan yang mengimplementasikan Agentic AI, tapi pada 2028 hampir sepertiga perusahaan akan menggunakannya. Survei Cloudera memperkuat prediksi itu. Dari 1.484 pemimpin perusahaan yang disurvei, perusahaan keuangan dan kesehatan berpotensi memanfaatkannya untuk memperkuat sistem keamanan siber, sedangkan perusahaan ritel dan telekomunikasi menjadikannya untuk meningkatkan pengalaman pelanggan.
Di Indonesia, kebutuhan untuk mengadopsi Agentic AI semakin mendesak. Persaingan bisnis yang kian sengit, yang didorong oleh digitalisasi proses, menjadikan Agentic AI menjadi penentu kemenangan.
“Jadi, kalau tidak ingin kalah dari pesaing, gunakan solusi VisionAnalytics powered by Cloudera yang berjalan di atas Red Hat OpenShift untuk menerapkan teknologi Agentic AI,” ujar Jip Ivan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement