Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Uang Beredar Mei 2025 Tumbuh 4,9%, Ekonom Sebut Tanda Pemulihan Ekonomi

Uang Beredar Mei 2025 Tumbuh 4,9%, Ekonom Sebut Tanda Pemulihan Ekonomi Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Bank Indonesia mencatat jumlah uang beredar dalam arti luas (M2) pada Mei 2025 tumbuh 4,9% secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp9.406,6 triliun. Pertumbuhan ini menandai pemulihan aktivitas ekonomi setelah penurunan sementara pada April 2025, yang tercatat sebesar Rp9.390,0 triliun.

Chief Economist Permata Bank, Josua Pardede, menjelaskan bahwa penurunan M2 pada April disebabkan oleh faktor musiman setelah Ramadan dan Idulfitri.

“Biasanya terjadi normalisasi aktivitas ekonomi yang membuat permintaan uang tunai dan transaksi cenderung menurun sementara, sebelum kembali meningkat secara bertahap,” kata Josua di Jakarta, Selasa (24/6/2025).

Baca Juga: Uang Beredar RI Tembus Rp9.406,6 triliun di Mei 2025

Meski mencatat kenaikan, Josua menilai peningkatan M2 tidak secara langsung mencerminkan kenaikan daya beli masyarakat secara signifikan. Ia menegaskan perlunya pengamatan indikator tambahan seperti penjualan ritel, indeks keyakinan konsumen, serta pola konsumsi di berbagai sektor.

“Peningkatan daya beli yang nyata tetap harus dilihat dari indikator tambahan seperti penjualan ritel, indeks keyakinan konsumen, serta pola konsumsi di sektor-sektor terkait,” tuturnya.

Pertumbuhan M2 pada Mei turut ditopang oleh meningkatnya penyaluran kredit yang tumbuh 8,1% yoy, meskipun melambat dari bulan sebelumnya sebesar 8,5% yoy. Kenaikan juga didorong oleh tagihan bersih kepada pemerintah pusat.

“Kenaikan tersebut lebih dipengaruhi oleh peningkatan penyaluran kredit dan tagihan bersih kepada pemerintah pusat (Pempus), yang masing-masing tumbuh sebesar 8,1% (yoy),” ujar Josua.

Baca Juga: Stabilitas Rupiah Terkendali, Bank Indonesia Laporkan Tren Positif di Pasar Surat Berharga

Sementara itu, uang beredar sempit (M1) juga naik 6,3% yoy, didukung peningkatan giro rupiah dan uang kartal di luar bank umum. Josua menyebut, hal ini sejalan dengan meningkatnya aktivitas masyarakat selama masa libur panjang.

Menurutnya, masyarakat cenderung mengeluarkan dana lebih untuk kebutuhan wisata, transportasi, belanja ritel, restoran, hingga rekreasi.

“Dampak positif tersebut juga berpotensi terlihat dalam bentuk peningkatan penyaluran kredit konsumsi oleh perbankan guna membiayai kebutuhan masyarakat selama periode liburan ini,” katanya.

Josua memproyeksikan tren konsumsi akan berlanjut pada Juni 2025, seiring adanya libur panjang yang kembali mendorong aktivitas ekonomi.

“Diharapkan akan terus menopang pertumbuhan uang beredar,” terangnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Cita Auliana
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: