Kredit Foto: Antara/Indrianto Eko Suwarso
PT Sinarmas Asset Management (Sinarmas AM) memperkuat strategi portofolio investasi dengan pendekatan defensif di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik global dan ketidakpastian kebijakan suku bunga The Federal Reserve (The Fed).
Chief Investment Officer Sinarmas AM, Genta Wira Anjalu, menyatakan bahwa gejolak yang dipicu oleh konflik antara Iran dan Israel serta arah kebijakan The Fed telah mengguncang sentimen pasar. Dalam situasi ini, Sinarmas AM merekomendasikan instrumen yang lebih stabil seperti reksa dana pasar uang dan pendapatan tetap (fixed income).
“Kami lebih memilih posisi defensif melihat kondisi global saat ini. Karena itu, kami merekomendasikan reksa dana pasar uang dan fixed income karena lebih stabil menghadapi volatilitas,” ujar Genta, Selasa (24/6/2025).
Baca Juga: Bursa Asia Loyo, Investor Saham Masih Khawatir Soal Perang Israel-Iran
Untuk portofolio fixed income, perusahaan mengandalkan surat utang bertenor pendek. Sementara itu, pada produk pasar uang, fokus diarahkan ke obligasi korporasi dengan jatuh tempo kurang dari satu tahun guna mengoptimalkan imbal hasil dalam kondisi pasar yang tidak menentu.
Genta menambahkan bahwa meskipun ekonomi Indonesia masih tergolong stabil, terdapat indikasi perlambatan pertumbuhan yang menjadi tantangan bagi pasar modal, terutama untuk aset berisiko seperti saham. Ia menyebut, potensi penurunan suku bunga oleh Bank Indonesia dapat menjadi katalis positif bagi pasar uang dan instrumen pendapatan tetap.
Saat ini, Sinarmas AM mengelola aset senilai Rp58 triliun, dengan Rp33 triliun di antaranya berasal dari produk reksa dana. Perusahaan menargetkan nilai aset kelolaan (AUM) meningkat menjadi Rp63 triliun hingga akhir 2025.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement