Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Hubungan Memanas, China dan Taiwan Bentrok Terkait Sejarah Perang Dunia II

Hubungan Memanas, China dan Taiwan Bentrok Terkait Sejarah Perang Dunia II Kredit Foto: Getty Images/An Rong Xu
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ketegangan China dan Taiwan kembali memanas, kali ini dipicu oleh perselisihan mengenai interpretasi sejarah dan klaim kedaulatan atas Taiwan. Hal ini menyusul pidato dari Presiden Taiwan, Lai Ching-te.

Menteri Luar Negeri China, Wang Yi, menyatakan keprihatinan atas langkah-langkah pemerintahan yang berkuasa di Taiwan. Pihaknya menilai gerakan yang baru-baru dilakukan oleh mereka sebagai upaya menuju kemerdekaan dari Taiwan.

Baca Juga: Batu Bara RI Kalah Saing, Ekspor ke China dan India Turun Belasan Persen

"Taiwan adalah bagian dari China. Kmbalinya Taiwan ke kami merupakan salah satu hasil kemenangan dalam Perang Dunia II," ujar Wang Yi, dilansir dari Reuters, Kamis (26/6).

Beijing menegaskan bahwa wilayah tersebut merupakan bagian dari China. Sementara Taiwan sendiri bersikeras bahwa masa depan pulau tersebut hanya dapat ditentukan oleh rakyatnya secara demokratis.

China baru-baru ini membuat ketegangan meningkat setelah beberapa putaran latihan militer yang mengelilingi Taiwan. Hal itu termasuk operasi udara dan laut yang dilakukan hampir setiap hari.

Adapun Presiden Taiwan, Lai Ching-te memberikan pandangan berbeda dan menyuarakan bahwa pihaknya bukanlah bagian dari Republik Rakyat China. Ia menegaskan bahwa pihaknya adalah Republik China.

"Republik China berusia 113 tahun tahun ini. Republik Rakyat China baru berusia sekitar 70 tahun. Ini jelas dan sederhana," ujarnya.

Ia menegaskan bahwa masa depan wilayahnya hanya bisa diputuskan oleh rakyatnya sendiri, bukan oleh presiden atau partai politik mana pun dari China.

Perselisihan sejarah juga mencuat menjelang peringatan hampir satu abad berakhirnya Perang Dunia II. Pemerintah China berencana mengundang veteran perang yang dulu berjuang untuk dalam sebuah parade militer di Beijing.

Menteri Pertahanan Taiwan, Wellington Koo sendiri menentang rencana tersebut dan menuding bahwa hal itu merupakan upaya untuk mencoba memelintir sejarah dari China.

Baca Juga: Tanggapi Konflik Israel-Iran, China Menyatakan Diri Siap...

"Perang perlawanan melawan penjajah dipimpin dan dimenangkan oleh Republik China. Bukan Republik Rakyat China. Ini tidak bisa dibantah," tegasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: