Kementerian Ekraf Dorong Pegiat Ekonomi Kreatif Jadi Pemain Global Tangguh dan Mandiri
Kredit Foto: Dok. Kemenparekraf
Kementerian Ekonomi Kreatif (Ekraf) mendorong pegiat ekonomi kreatif menjadi pemain global yang tangguh dan mandiri dengan memperkuat kesiapan ekspor.
Hal tersebut dilakukan melalui bootcamp program Akselerasi Kreasi Ekspor Indonesia (ASIK) khususnya subsektor kriya, dan Yogyakarta dipilih menjadi kota pertama digelarnya program ini.
Baca Juga: Wall Street Cetak Rekor, Investor Saham Kembali Didorong Antusiasme AI
"Kita ingin ekspor bukan hanya jadi label keren tapi jadi jalan nyata untuk menaikkan omzet dan menciptakan lapangan kerja berkualitas. Ekonomi kreatif tidak lagi pelengkap, tapi tulang punggung pertumbuhan ekonomi baru yang tumbuh dari akar dari para pegiat di berbagai daerah," kata Wakil Menteri Ekonomi Kreatif (Wamen Ekraf) Irene Umar saat menghadiri program ASIK di ARTOTEL Yogyakarta pada Jumat kemarin, dikutip dari siaran pers Kementerian Ekraf, Senin (30/6).
Program ASIK yang diluncurkan pada 26 Mei 2025 ini dirancang untuk mempercepat kesiapan ekspor pegiat kreatif di bidang fesyen, kriya, dan kuliner. Pendekatannya menyeluruh mulai dari kurasi, pelatihan, sertifikasi, business matching, hingga partisipasi dalam pameran nasional dan internasional.
Dari 171 jenama kriya yang mendaftar dari seluruh Indonesia, hanya 20 yang lolos seleksi untuk mengikuti bootcamp ASIK di Yogyakarta. Mereka membawa kekayaan kriya Nusantara mulai dari kayu, kulit, tekstil, keramik, logam, hingga batu dengan latar belakang usaha yang beragam namun berpeluang besar menembus pasar global.
Wamen Ekraf Irene juga menekankan pentingnya kolaborasi dalam membangun ekosistem ekspor kreatif yang kokoh baik antarpeserta maupun dengan berbagai pihak lintas sektor. Wamen Ekraf Irene berharap ASIK bukan hanya menjadi ruang untuk menyerap ilmu teknis, tetapi juga awal terbentuknya jejaring yang kuat antar pegiat kreatif dari berbagai daerah.
“Kalian adalah top 10% dari semua yang mendaftar. Gunakan kesempatan ini untuk belajar, membangun jaringan, dan saling menguatkan. Persahabatan yang lahir di sini bisa jadi fondasi ekosistem bisnis yang berkelanjutan,” kata Wamen Ekraf Irene.
Untuk memastikan dampaknya berkelanjutan, Kementerian Ekraf menyiapkan dukungan lanjutan berupa pendampingan usaha, fasilitasi sertifikasi, pelatihan ekspor tingkat lanjut, serta koneksi langsung ke pembeli mancanegara melalui ITPC (Indonesian Trade Promotion Center) dan jaringan mitra global. Wamen Ekraf Irene juga menegaskan bahwa pengetahuan yang diperoleh dalam program ini diharapkan menjadi titik tolak perubahan jangka panjang.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Tag Terkait:
Advertisement