Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Proyek Baterai US$ 4,7 Miliar di Halmahera Timur Dapat Restu Masyarakat Adat

Proyek Baterai US$ 4,7 Miliar di Halmahera Timur Dapat Restu Masyarakat Adat Kredit Foto: Kementerian ESDM
Warta Ekonomi, Halmahera Timur -

Gubernur Maluku Utara, Sherly Tjoanda Laos, memastikan bahwa proyek industri baterai terintegrasi yang digarap oleh PT Aneka Tambang Tbk. (ANTAM), PT Industri Baterai Indonesia (IBC), dan Ningbo Contemporary Brunp Lygend Co., Ltd. (CBL) mendapat dukungan penuh dari masyarakat adat.

Ia menyebutkan bahwa sedikitnya 11 suku adat menyatakan dukungan terhadap agenda pembangunan hilirisasi mineral di wilayah tersebut.

”Dari lubuk hati yang paling dalam, saya menyampaikan harapan masyarakat Maluku Utara, mewakili suku Togutil, Sawai, Maba, Targu, Modole, Ibu, Kao, Ternate, Tidore, Makian, dan Kayoa—agar bumi Maluku Kieraha tetap menjadi tanah kehidupan yang adil, makmur, dan bermartabat dalam arus transformasi besar ini,” ujar Sherly saat acara groundbreaking pabrik baterai di Tanjung Buli, Minggu (29/6).

Baca Juga: Presiden Prabowo Bangga Indonesia Bangun Ekosistem Industri Baterai Kendaraan Listrik Terintegrasi

Sherly mengataka, bahwa proyek hilirisasi ini selaras dengan visi pembangunan daerah dan menjadi simbol kebangkitan ekonomi Indonesia Timur.

Sementara itu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, menjelaskan nilai investasi proyek yang mencakup tambang, smelter, precursor, katoda, hingga daur ulang baterai di KIB mencapai USD 4,7 miliar.

”Yang USD 4,7 miliar-nya ada di Maluku Utara. Jadi, tambang, smelter, precursor, katoda, RKEF—itu di Maluku Utara,” jelas Bahlil.

Direktur Utama PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM), Achmad Ardianto, mengatakan perusahaan berkomitmen untuk bekerja sama dengan pemerintah pusat dan daerah guna memastikan proyek berjalan inklusif dan berdampak nyata bagi masyarakat.

“Kami menyadari bahwa keberhasilan hilirisasi di Maluku Utara sangat bergantung pada dukungan infrastruktur yang memadai. ANTAM berkomitmen untuk bekerja sama dengan pemerintah pusat dan daerah guna memastikan proyek berjalan inklusif dan berdampak nyata bagi masyarakat. Pembangunan ekosistem baterai ini bukan hanya proyek industri, tetapi juga momentum transformasi kawasan timur Indonesia," ujar Ardianto.

Baca Juga: Prabowo Resmikan Proyek Baterai EV Terbesar Asia Senilai Rp96 Triliun di Karawang

Sebagaimana diketahui, proyek ini mencakup pertambangan, pembangunan kawasan industri yang di dalamnya terdapat pabrik bahan baku baterai berkapasitas 30.000 ton katoda per tahun, fasilitas pirometalurgi untuk memproduksi 88.000 ton refined nickel alloy, serta pabrik daur ulang baterai dengan teknologi sirkular berkapasitas 20.000 ton logam per tahun.

Kehadiran proyek strategis ini bukan hanya soal industrialisasi logam baterai, tapi juga simbol kebangkitan ekonomi Indonesia Timur. Serapan tenaga kerja langsung diproyeksikan mencapai 8.000 orang, dengan berbagai pelatihan dan peningkatan kapasitas SDM lokal secara bertahap.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Djati Waluyo

Advertisement

Bagikan Artikel: