Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sederet Pabrikan Otomotif asal China yang Telah Membuat Pabrik Lokal di Indonesia

Sederet Pabrikan Otomotif asal China yang Telah Membuat Pabrik Lokal di Indonesia Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Penjualan mobil dari merek-merek China mengalami pertumbuhan pesat sejak awal tahun 2025. Menurut data dari GAIKINDO, pada kuartal pertama (Q1) 2025, ketika penjualan mobil nasional mengalami penurunan sebesar 4,7 persen secara tahunan (yoy), para produsen mobil China justru melaporkan peningkatan penjualan kendaraan sebesar 153 persen (yoy).

Pertumbuhan luar biasa ini mendorong pangsa pasar mereka mencapai 10 persen di pasar otomotif Indonesia pada Q1 2025, naik tajam dari hanya 3,83 persen setahun sebelumnya.

Dipercaya, salah satu kunci keberhasilan mobil China di Indonesia adalah penetapan harga yang kompetitif. Kendaraan China umumnya lebih murah dibandingkan harga kendaraan dari merek asal Jepang, Korea Selatan, atau Eropa.

Menurut survei yang dilakukan platform analisis daring, stratsea.com, pada 2024 lalu, persepsi konsumen terhadap EV China menunjukkan tren positif dengan sekitar 66 persen konsumen memandang positif kendaraan listrik China.

Produsen mobil China juga aktif melokalisasi produk mereka. Merek GAC Aion telah memulai produksi lokal perdana di pabriknya yang berlokasi di Purwakarta, Provinsi Jawa Barat, pada bulan ini, demikian juga Geely yang sedang menjalani tahap uji coba produksi.

Xpeng mengumumkan perakitan lokal perdananya akan dimulai pada bulan depan. Merek lain seperti BYD dijadwalkan memulai produksi di pabriknya di Subang, Provinsi Jawa Barat, pada awal tahun depan.

Xinhua melaporkan beberapa merek China lainnya telah lebih dahulu membangun basis produksi di Indonesia, seperti Wuling, Chery, DFSK-Seres, Jetour, BAIC, dan Neta.

Menurut Sekretaris Umum GAIKINDO Kukuh Kumara, bagi konsumen, produksi secara lokal ini akan menjadi kabar gembira karena memberikan kepastian bahwa kegiatan operasional perusahaan akan berkelanjutan.

Hal ini tentunya memengaruhi kemudahan konsumen dalam mengakses layanan purnajual dan suku cadang kendaraan.

Sementara itu, pengamat otomotif Bebin Djuana menuturkan harga mobil yang dirakit secara lokal kemungkinan lebih murah, salah satu alasannya adalah produsen dapat menekan biaya logistik.

"Saya berharap ke depannya mobil-mobil China dapat tetap dijual dengan harga terjangkau dan fitur-fiturnya semakin lengkap," kata Rizal yang berencana membeli mobil listrik BYD suatu hari nanti.

Dominasi merek China di pasar EV Indonesia diperkirakan akan terus berlanjut. Menurut proyeksi dari firma riset pasar dan layanan konsultasi yang berbasis di India, Exactitude Consultancy, penjualan mobil penumpang di pasar negara berkembang, termasuk Indonesia, akan tumbuh dengan tingkat pertumbuhan tahunan sebesar 6,1 persen hingga 2030.

Pada saat itu, pasar tersebut akan menyumbang 55 persen lebih dalam penjualan mobil baru global, naik dari sekitar 48 persen pada 2024.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: