Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kementerian ESDM Proyeksikan Harga Minyak Mentah Indonesia Berkisar US$ 60 - US$ 80 per Barel

Kementerian ESDM Proyeksikan Harga Minyak Mentah Indonesia Berkisar US$ 60 - US$ 80 per Barel Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), memperkirakan harga minyak mentah Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP) pada tahun 2026 berada pada kisaran US$ 60 sampai US$ 80 per barel.

Pelaksana tugas (Plt) Direktur Jenderal Minyak dan Gas Kementerian ESDM, Tri Winarno, mengatakan  proyeksi ini merujuk pada data dari US Energy Information Administration (EIA) dan hasil polling Reuters. 

"Untuk tahun 2026 diproyeksikan harga minyak mentah Indonesia ini berdasarkan rapat awal dan kepentingan keuangan adalah sebesar 60-80 USD per barrel," ujar Tri dalam RDP dengan Komisi XII DPR RI, Senin (30/6/2025).

Baca Juga: Harga Minyak Dibayangi Laporan Rencana Kenaikan Produksi OPEC+ di Agustus 2025

Baca Juga: ICP Mei 2025 Turun ke USD62,75, Ini Penyebabnya

Tri mengatakan, laporan tersebut, harga minyak mentah Brent diperkirakan rata-rata US$ 64,6 per barel, sedangkan West Texas Intermediate (WTI) diprediksi US$ 60,80 per barel.

Dia melanjutkan, hingga Mei 2025 rata-rata ICP tercatat sebesar US$ 70,05 per barel atau lebih rendah dari target dalam APBN 2025 yang dipatok sebesar US$ 82 per barel.

"Besaran ICP ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu makin berlanjutnya risiko geopolitik di Timur Tengah,penundaan pemberlakuan dan peningkatan tarif dagang AS," ucapnya.

Selain itu, pergerakan ICP juga dipengaruhi oleh berlanjutnya potensi oversupply akibat meningkatnya stok minyak dunia juga menjadi perhatian.

Baca Juga: Meningkatkan Efikasi Fungisida Organik Ganor Guna Melawan Penyakit Busuk Pangkal Batang

Baca Juga: Memanfaatkan Biodiesel Konsentrasi Tinggi pada Sektor Maritim

"Serta potensi kesepakatan lanjutan untuk pengurangan voluntary cuts OPEC+," ungkapnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Djati Waluyo
Editor: Djati Waluyo

Advertisement

Bagikan Artikel: