Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Wall Street Lanjutkan Reli, Pasar Saham Dipenuhi Optimisme Menyusul Potensi Dipotongnya Suku Bunga

Wall Street Lanjutkan Reli, Pasar Saham Dipenuhi Optimisme Menyusul Potensi Dipotongnya Suku Bunga Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Bursa Saham Amerika Serikat (Wall Street) mencatat rekor penutupan tertinggi pada hari Senin (30/6). Capaian tersebut menandai kuartal terbaik dalam lebih dari satu tahun, di tengah optimisme investor terhadap kemungkinan kesepakatan dagang dan pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed).

Dilansir dari Reuters, Selasa (1/7), berikut ini adalah catatan pergerakan sejumlah indeks utama dari Bursa Saham Amerika Serikat (AS):

  • Dow Jones Industrial Average (DJIA): naik 0,63% ke 44.094,77.
  • S&P 500 (SPX): menguat 0,52% ke 6.204,95.
  • Nasdaq Composite (IXIC): menguat 0,48% ke 20.369,73.

Pasar saham masih ketidakpastian kebijakan perdagangan, namun optimisme investor meningkat setelah tercapainya kesepakatan dagang dengan Tiongkok dan Inggris. Hal itu juga diperkuat dengan harapan akan lebih banyak kesepakatan yang bisa dicapai sebelum batas waktu tarif di 9 Juli.

Kenaikan di akhir kuartal ini juga didorong oleh praktik window dressing, ketika manajer investasi menyesuaikan portofolio mereka untuk menampilkan kinerja yang lebih menarik.

“Semangat pasar tampaknya benar-benar bangkit. Fenomena ini umum terjadi menjelang akhir kuartal,” kata Co-President dari Westchester Capital Management, Roy Behren.

Kanada baru-baru ini membatalkan penerapan pajak layanan digital terhadap perusahaan teknologi dari AS. Hal itu dilakukan sebagai langkah untuk membuka kembali negosiasi dagang dengan AS.

Namun, Menteri Keuangan Amerika Serikat, Scott Bessent memperingatkan bahwa negara-negara tetap berisiko terkena tarif yang lebih tinggi pada 9 Juli, bahkan jika mereka sedang bernegosiasi dengan itikad baik. 

AS juga menjadi sorotan karena tengah mencoba meloloskan rancangan undang-undang pemotongan pajak dan belanja pemerintah senilai US$3,3 triliun, meskipun ada perpecahan internal soal dampaknya terhadap utang nasional yang telah mencapai US$36,2 triliun.

Investor kini menantikan sejumlah data ekonomi penting, termasuk laporan ketenagakerjaan non-pertanian dan survei sektor manufaktur dan jasa dari Institute for Supply Management (ISM) untuk bulan Juni.

Baca Juga: Investor Saham Cemas, Bursa Eropa Melemah Jelang Penerapan Tarif Trump

Beberapa pejabat bank sentral dijadwalkan menyampaikan pidato minggu ini. Ekspektasi bahwa pemerintah akan mengganti ketua bank sentral saat ini dengan sosok yang lebih dovish telah mendorong spekulasi akan adanya pemangkasan suku bunga oleh The Fed.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: