- Home
- /
- Kabar Finansial
- /
- Bursa
Investor Saham Cemas, Bursa Eropa Melemah Jelang Penerapan Tarif Trump
Kredit Foto: Flickr/European Parliament
Bursa Eropa berakhir melemah tipis dalam perdagangan yang fluktuatif pada Senin (30/6). Hal tersebut menyusul kewaspadaan investor terhadap potensi perkembangan negosiasi dagang menjelang tenggat tarif oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
Dilansir dari Reuters, Selasa (1/7), Indeks Stoxx 600 turun 0,2% menjadi 542,64. Ia membukukan penurunan bulanan, tetapi masih mencatat kenaikan kuartalan untuk kuartal kedua berturut-turut.
Baca Juga: Hadapi Risiko Stabilitas, Uni Eropa Bakal Umumkan Aturan Baru Stablecoin
Amerika Serikat memupuk pptimisme pasar mengenai potensi kesepakatan dagang yang meningkat sejak pekan lalu, menyusul meredanya ketegangan dagang dengan China.
Trump juga kembali melakukan perundingan antara Kanada dan AS. Toronto diketahui mencabut kebijakan pajak layanan digitalnya, membuka jalan bagi kelanjutan pembicaraan yang sempat terhenti.
Inggris di sisi lain juga mengonfirmasi bahwa kesepakatan dagang yang menurunkan tarif atas mobil dan suku cadang pesawat dari negaranya telah berlaku. Namun, tarif baja dan aluminium masih menjadi isu yang belum terselesaikan dengan AS.
"Pasar tampaknya masih cukup tenang menghadapi isu tarif saat ini. Saya tidak melihat adanya kejutan besar dari arah kebijakan tarif terhadap Uni Eropa. Tapi ini tetap bisa menjadi sumber volatilitas," kata Kepala Investasi Netwealth, Iain Barnes.
Sektor pertahanan euro mencatat penguatan tertinggi, dan berada di jalur untuk menutup bulan keenam berturut-turut di zona hijau. Indeks sektor tersebut juga diproyeksikan mencetak rekor tertinggi baru untuk kuartal yang berakhir Juni ini.
Menurut Barnes, kenaikan ini didorong oleh ekspektasi investor terhadap perubahan geopolitik dan pendekatan baru untuk mendorong negara-negara euro agar kembali aktif dalam sektor pertahanan.
Sementara itu, investor juga mengamati perkembangan rancangan undang-undang pemangkasan pajak dan belanja yang tengah dibahas di Senat AS. RUU tersebut mencakup penghapusan bertahap insentif pajak untuk energi surya dan angin hingga 2028.
Baca Juga: Kinerja Cemerlang, PIS Setor Pajak Rp1,56 T dan Sumbang Belanja TKDN Rp6,01 T untuk Ekonomi RI
Dari sisi ekonomi kawasan euro, data terbaru menunjukkan bahwa pertumbuhan kredit kepada pelaku usaha di zona euro stagnan bulan lalu, mencerminkan lemahnya pertumbuhan meski suku bunga telah dipangkas oleh Bank Sentral Eropa.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement