Pembiayaan Motor Listrik Seret, Mandala Finance Bicara Blak-blakan
Kredit Foto: Istimewa
PT Mandala Multifinance Tbk (Mandala Finance) mengungkapkan bahwa pembiayaan kendaraan listrik roda dua masih belum diminati oleh masyarakat di daerah tingkat dua dan tiga, yang merupakan basis utama nasabah perusahaan.
Direktur Mandala Finance, Danny Hendarko, menyebut kontribusi pembiayaan motor listrik terhadap portofolio perusahaan masih di bawah 1%. Hal ini disebabkan rendahnya penerimaan pasar di wilayah pinggiran.
“Kalau di Mandala kecil sekali, karena tadi segmen kita di pinggir itu relatif, customer di daerah pinggir, mungkin belum terlalu, kurang dari 1%,” ujar Danny saat ditemui di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Adira Finance dan Mandala Finance Merger, Gimana Nasib Nasabah?
Ia menjelaskan bahwa Mandala sempat menjajaki kerja sama dengan produsen motor listrik. Namun, hasilnya belum signifikan karena keterbatasan pemahaman konsumen terhadap layanan purna jual dan keandalan kendaraan listrik di luar kota besar.
“Sehingga kami juga kemarin meskipun kami sudah coba menjalin kerja sama dengan produsen sepeda motor listrik, tapi bisa dibilang kami belum terlalu banyak untuk bisa mendapatkan customer motor listrik. Karena tadi basically adalah kami ada di daerah pinggir,” jelasnya.
Menurut Danny, banyak calon konsumen menahan keputusan pembelian karena khawatir soal ketersediaan layanan perbaikan. Di sisi lain, ketidakpastian kelanjutan program subsidi dari pemerintah juga turut menahan minat pasar.
“Kalau saya dengar dari produsen, mereka kadang sekarang customer menunggu, nanti sudah telanjur beli sekarang nih, sepedanya kan saat ini sedang dicabut, sehingga customer menunggu,” tambah Danny.
Baca Juga: Industri Otomotif Lesu, Merger Raksasa Adira dan Mandala Finance Jadi Jalan Keluar?
Danny menilai perlunya kepastian dari pemerintah soal waktu dan skema subsidi berikutnya agar masyarakat dapat mengambil keputusan dengan lebih percaya diri.
“Mungkin perlu kepastian dari pemerintah untuk memastikan sepeda ini akan punya keluar lagi kapan, sehingga customer juga tidak menunggu,” pungkasnya.
Diketahui, penjualan motor listrik di Indonesia sempat meningkat pada 2024 berkat insentif pemerintah sebesar Rp7 juta per unit. Namun, tren tersebut menurun pada awal 2025 akibat ketidakpastian soal kelanjutan program subsidi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Azka Elfriza
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement