Kredit Foto: Biro Humas Kemendag
Wakil Menteri Perdagangan RI Dyah Roro Esti Widya Putri dan Perdana Menteri Selandia Baru Christopher Luxon membahas upaya bersama Indonesia-Selandia dan keunggulan masing-masing negara yang dapat dioptimalkan dan saling melengkapi untuk meningkatkan perdagangan kedua negara.
Pembahasan tersebut dilakukan dalam pertemuan keduanya yang berlangsung di WelIington, Selandia Baru, pada Selasa (1/7/2025).
Baca Juga: Waskita Karya dan PLADCO Jalin Kemitraan Strategis, Targetkan Proyek Rp2 Triliun di Arab Saudi
“Kami membahas strategi yang dapat dilakukan untuk berkolaborasi meningkatkan kinerja perdagangan Indonesia-Selandia Baru. Kami saling menunjukkan keunggulan negara masing-masing. Pasar Selandia Baru ternyata sungguh potensial dan unik. Mereka mengedepankan aspek keberlanjutan (sustainability),” jelas Wamendag Roro yang juga merupakan ASEAN Prime Minister’ Fellow asal Indonesia, dikutip dari siaran pers Kemendag, Jumat (4/7).
Dalam pertemuan tersebut, Wamendag Roro juga menegaskan pentingnya kerja sama kedua negara dalam memperluas akses pasar produk Indonesia, khususnya produk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), ke pasar Selandia Baru dan pasar global.
Indonesia pun terus memperkuat komitmen dalam mempercepat transisi energi melalui pengembangan program energi terbarukan. Ia juga berharap, sinergi ini dapat memperkuat perekonomian nasional serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui ketahanan pangan dan energi bersih.
Wamendag Roro dan PM Christopher Luxon juga membahas strategi meraih capaian target perdagangan bilateral USD 3,6 miliar pada 2029 mendatang. Sejalan dengan hal itu, Wamendag Roro menyambut baik Rencana Aksi Indonesia-New Zealand Comprehensive Partnership 2025–2029.
"Sangat penting bagi kedua negara untuk aktif mendorong pemanfaatan perjanjian perdagangan internasional yang ada secara efektif untuk merealisasikan sasaran tersebut. Perjanjian perdagangan yang melibatkan kedua negara saat ini meliputi ASEAN-Australia-New Zealand Free Trade Agreement (AANZFTA) dan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP)," jelas Wamendag Roro.
PM Luxon sangat mengapresiasi pemerintahan Presiden RI Prabowo Subianto yang mengedepankan pembangunan sumber daya manusia serta mendorong pemberdayaan UMKM melalui penguatan koperasi desa, dan menyampaikan program tersebut telah berhasil dilakukan di Selandia Baru dalam memajukan peternak sapi mereka. PM Luxon juga menyoroti pentingnya hubungan bilateral dengan mengedepankan hubungan antarmanusia (people-to-people relations).
“Orang Indonesia dan Selandia Baru akan belajar nilai-nilai, tradisi, dan perspektif satu sama lain saat mereka berinteraksi melalui pendidikan, pariwisata, pertukaran budaya, atau kerja sama profesional. Hal ini mempermudah negosiasi bisnis, membangun kemitraan perdagangan yang lebih kuat, dan menciptakan lingkungan yang lebih kondusif bagi investasi,” kata PM Luxon.
PM Luxon juga menyampaikan dukungan penuh terhadap program energi terbarukan di Indonesia. Secara rata-rata tahunan, sekitar 80 persen listrik Selandia Baru pada 2024 berasal dari energi terbarukan dengan kontribusi listrik panas bumi mencapai rekor 24 persen dari total pasokan nasional. Selandia Baru menargetkan 90 persen listrik dari energi terbarukan pada 2025 dan 100 persen pada 2030 yang sejalan dengan komitmen global untuk mengurangi emisi karbon.
PM Luxon juga menegaskan kesiapan negaranya untuk berbagi pengalaman dan teknologi dalam pengembangan energi bersih, serta menjajaki peluang investasi bersama di sektor energi hijau di Indonesia. Kolaborasi ini diharapkan dapat mempercepat transisi energi Indonesia menuju masa depan yang lebih berkelanjutan. Selain itu, ia juga menyampaikan kesiapan Selandia Baru untuk memperkuat kerja sama di bidang pertanian dan hortikultura. Hal ini khususnya dalam penyediaan produk susu berkualitas.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Tag Terkait:
Advertisement