- Home
- /
- New Economy
- /
- Energi
Harga Minyak Melemah di Tengah Kenaikan Produksi dan Ketidakpastian Tarif AS
Kredit Foto: Pixabay/jdblack
Harga minyak global melemah pada perdagangan Selasa (8/7), setelah sempat naik hampir 2% di sesi sebelumnya. Penurunan ini terjadi saat investor mencerna perkembangan baru terkait tarif impor Amerika Serikat (AS) dan kenaikan produksi dari Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan Sekutunya (OPEC+) yang lebih tinggi dari perkiraan untuk bulan Agustus.
Dilansir dari Reuters, Harga Brent crude futures turun menjadi US$69,37. Sementara West Texas Intermediate (WTI) merosot ke US$67,69.
Baca Juga: Pasar Saham Asia Melemah di Tengah Ketidakpastian Perang Dagang Global dan Tekanan Harga Minyak
Penurunan harga terjadi setelah Presiden AS Donald Trump mulai menginformasikan kepada para mitra dagang bahwa tarif impor AS yang lebih tinggi akan mulai berlaku pada 1 Agustus 2025. Negara-negara yang terdampak termasuk pemasok besar seperti Jepang dan Korea Selatan, serta eksportir kecil seperti Serbia, Thailand, dan Tunisia.
Langkah Trump ini menambah ketidakpastian di pasar dan memicu kekhawatiran akan perlambatan ekonomi global, yang berpotensi menekan permintaan minyak di masa mendatang.
Namun demikian, data menunjukkan permintaan minyak saat ini masih kuat, terutama di Amerika Serikat. Berdasarkan data American Automobile Association, diperkirakan 72,2 juta warga AS melakukan perjalanan lebih dari 80 km selama liburan 4th of July, jumlah tertinggi sepanjang sejarah.
Data Komisi Perdagangan Komoditas Berjangka AS (CFTC) juga menunjukkan bahwa para manajer investasi meningkatkan posisi beli bersih (net long) pada kontrak berjangka dan opsi minyak mentah untuk pekan yang berakhir 1 Juli.
Di sisi pasokan, OPEC+ menyetujui peningkatan produksi sebesar 548.000 barel per hari (bph) untuk Agustus. Jumlah ini melampaui peningkatan rata-rata 411.000 bph selama tiga bulan sebelumnya dan secara efektif menghapus hampir semua dari total 2,2 juta bph pemotongan sukarela yang dilakukan sebelumnya.
Baca Juga: Bukan Solusi! Legalisasi Sumur Minyak Rakyat Disebut Berbahaya
Namun, sejauh ini peningkatan produksi aktual dari OPEC+ masih di bawah level yang diumumkan, dengan sebagian besar tambahan pasokan berasal dari Arab Saudi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Advertisement