Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Waduh OJK Bawa Kabar Buruk! Nyatakan Ketidakpastian Global Masih Belum Tamat

Waduh OJK Bawa Kabar Buruk! Nyatakan Ketidakpastian Global Masih Belum Tamat Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan bahwa ketidakpastian global masih berlanjut akibat kebijakan tarif resiprokal oleh Amerika Serikat (AS) dan meningkatnya tensi geopolitik di kawasan Timur Tengah. Dua faktor ini dinilai menjadi penyebab utama turunnya proyeksi pertumbuhan ekonomi global untuk 2025 dan 2026.

Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar mengungkapkan, meski terdapat kesepakatan tarif antara AS dan sejumlah negara termasuk Tiongkok, dinamika geopolitik tetap menjadi faktor dominan yang membayangi prospek pemulihan ekonomi global.

“Dalam laporan terbarunya, Bank Dunia dan OECD menilai bahwa ketidakpastian perkembangan geopolitik masih membayangi prospek pemulihan ekonomi ke depan,” ujar Mahendra dalam konferensi pers Rapat Dewan Komisioner Bulan Juni secara virtual, Selasa (8/7/2025).

Baca Juga: OJK Bawa Update Soal Aturan Konglomerasi Keuangan

Mahendra menambahkan, ketegangan Timur Tengah mulai mereda usai kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Iran, yang turut menurunkan tekanan terhadap pasar keuangan dan harga minyak global.

Di sisi lain, kebijakan moneter AS melalui Federal Reserve yang tetap mempertahankan suku bunga acuan di kisaran 4,25% hingga 4,5% menunggu kejelasan lebih lanjut terkait dampak kebijakan tarif terhadap inflasi dan pertumbuhan ekonomi.

“Di tengah perkembangan itu, indikator ekonomi global menunjukkan tren moderasi dan sebagian besar berada di bawah ekspektasi perkiraan sebelumnya. Hal ini mendorong kebijakan fiskal dan moneter global yang lebih akomodatif,” jelasnya.

Baca Juga: Bos OJK Buka Suara Usai Trump Kenakan RI Tarif 32%, Begini Katanya!

Mahendra juga menyoroti kondisi perekonomian domestik yang masih menunjukkan ketahanan di tengah tekanan global. Inflasi inti pada periode terkini tercatat melandai di level 2,37%.

“Dari sisi eksternal, neraca perdagangan pada Mei 2025 mencatatkan surplus cukup besar setelah sempat mengalami tekanan pada bulan sebelumnya,” lanjutnya.

Ia mengungkapkan bahwa perbaikan ekspor nasional didorong oleh kinerja positif sektor pertanian dan manufaktur selama tiga bulan terakhir, yang mampu mengimbangi pelemahan pada ekspor tambang dan komoditas lainnya.

Mahendra menegaskan bahwa OJK akan terus mencermati dan melakukan asesmen berkala terhadap perkembangan geopolitik global, guna mengantisipasi potensi volatilitas di pasar keuangan serta risiko terhadap kinerja debitur di sektor riil yang memiliki eksposur terhadap gejolak eksternal.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Cita Auliana
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: