Cerita Bisnis John Kusuma, dari Bisnis Rokok Nojorono hingga Bank Aladin Syariah
Kredit Foto: Bank Aladin
Di tengah derasnya arus digitalisasi dalam sektor keuangan, hadir sosok John Dharma J. Kusuma, seorang konglomerat Indonesia yang mampu meneruskan warisan bisnis tradisional dan berinovasi di bisnis modern.
Nama John Kusuma dikenal luas sebagai pewaris generasi ketiga dari PT Nojorono Tobacco International. Selain itu, ia juga menjadi sosok penting di balik kemunculan Bank Aladin Syariah, salah satu bank digital berbasis syariah di Indonesia.
Perjalanan bisnis John Kusuma dimulai dari industri rokok. PT Nojorono Tobacco International, yang didirikan di Kudus pada tahun 1932, telah lama dikenal sebagai produsen rokok kretek terkemuka di Indonesia.
Di bawah kepemimpinan generasi ketiga, termasuk John Kusuma, Nojorono berkembang menjadi pemain besar dengan produk-produk andalan seperti Minak Djinggo dan Class Mild. Dengan volume penjualan mencapai 10 miliar batang rokok per tahun, posisi Nojorono terhitung sebagai pelaku industri rokok besar nasional.
Namun, John Kusuma tak berhenti hanya di industri warisan keluarganya. Dengan visi jauh ke depan, ia mulai melebarkan sayap ke dunia perbankan syariah berbasis digital, sebuah sektor yang sedang berkembang pesat seiring dengan transformasi keuangan nasional.
Langkah besar John Kusuma di sektor keuangan dimulai pada 2019, ketika ia melalui entitas NTI Global, mengakuisisi 100% saham Bank Maybank Syariah Indonesia. Bank ini kemudian berganti nama menjadi PT Bank Net Syariah pada akhir tahun 2019. Hanya dua tahun berselang, pada 2021, bank tersebut bertransformasi menjadi Bank Aladin Syariah, mengusung visi sebagai bank digital berbasis prinsip-prinsip syariah.
Baca Juga: Cerita Sukses Kihachiro Onitsuka Membangun Sepatu Onitsuka hingga Berseteru dengan Nike
Pada 1 Februari 2021, Bank Aladin resmi melantai di Bursa Efek Indonesia dengan harga IPO sebesar Rp103 per saham. Dari titik ini, bank digital tersebut mulai mencuri perhatian publik.
John Kusuma memegang peranan penting sebagai pemilik pengendali Bank Aladin melalui NTI Global, dengan kepemilikan mencapai 60,43% saham. Peran aktifnya tidak hanya memberikan suntikan modal, tetapi juga arah strategis dalam pengembangan bank ini sebagai pionir bank digital syariah di Indonesia.
Kepemilikan John Kusuma dalam Bank Aladin terungkap secara resmi dalam prospektus IPO, dan semakin mempertegas langkahnya sebagai pelaku utama transformasi keuangan digital berbasis syariah. Terbukti, pada kuartal pertama 2025, Bank Aladin berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp33,47 miliar, berbalik dari kondisi rugi sebesar Rp44,2 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Laba per saham pun melonjak dari minus Rp3 menjadi plus Rp33.
Pada tahun 2022, Forbes mencatat kekayaan John Kusuma mencapai US$1,2 hingga US$1,4 miliar. Jumlah itu menempatkannya dalam daftar 50 orang terkaya di Indonesia pada tahun 2022.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement