Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Suspensi Dicabut, Saham Kimia Farma Kembali Diperdagangkan

Suspensi Dicabut, Saham Kimia Farma Kembali Diperdagangkan Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Kimia Farma Tbk (KAEF) kembali diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia setelah suspensi sahamnya resmi dicabut, Kamis (17/7/2025). Namun, normalisasi perdagangan ini belum meredakan polemik dugaan manipulasi laporan keuangan yang masih diselidiki Kejaksaan Agung.

Emiten farmasi pelat merah tersebut menyampaikan laporan keuangan tahunan konsolidasian 2024 dan merilis ulang laporan tahun buku 2023 yang sebelumnya diduga bermasalah.

Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko KAEF, Lina Sari, menyatakan langkah ini sebagai bentuk kepatuhan terhadap prinsip transparansi dan tata kelola perusahaan.

Baca Juga: Raih Penjualan Rp9,93 Triliun, Kimia Farma (KAEF) Berhasil Pangkas Rugi pada 2024

“Penyajian kembali laporan keuangan 2023 merupakan bagian dari upaya memastikan kepatuhan terhadap standar akuntansi yang berlaku,” ujar Lina dalam keterangan resmi.

Audit internal dan investigasi induk usaha, PT Bio Farma (Persero), menemukan adanya manipulasi di anak usaha Kimia Farma Apotek (KFA), khususnya pada akun persediaan dan utang usaha. Ketidaksesuaian tersebut berdampak signifikan terhadap laporan konsolidasian.

Meski telah dikoreksi, laporan keuangan 2024 tetap memperoleh opini Wajar Dalam Semua Hal yang Material dari kantor akuntan publik. Perusahaan mencatat penurunan aset sebesar 5,43% dan kenaikan liabilitas 5,89%, seiring koreksi nilai persediaan dan pencadangan piutang.

Baca Juga: Kimia Farma (KAEF) Revisi Laporan Keuangan 2023, Rugi dan Utang Meningkat!

Sementara itu, Kejaksaan Agung belum menghentikan proses penyelidikan. Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejagung, Harli Siregar, menyatakan penyidikan masih berada dalam tahap pengumpulan bahan dan keterangan (Pulbaket), dan pihaknya belum menerima laporan revisi keuangan dari KAEF.

“Kami belum mendapat info soal revisi tersebut. Prosesnya masih berjalan,” kata Harli.

Dari sisi kinerja, KAEF mencatat penjualan Rp9,93 triliun pada 2024, naik 0,67% secara tahunan. Penjualan kepada pihak ketiga dalam negeri turun 6,58% menjadi Rp8,81 triliun, tetapi penjualan kepada pihak berelasi melonjak 165,29% menjadi Rp990,85 miliar. Ekspor juga tumbuh 27,37%, didorong kenaikan pengiriman obat-obatan dan alat kesehatan sebesar 137,17%.

KAEF juga menekan beban pokok penjualan 1,02% menjadi Rp6,99 triliun, mendorong laba kotor naik 4,96% ke Rp2,94 triliun. Rugi bersih berhasil ditekan 57,11% menjadi Rp842,27 miliar dari Rp1,96 triliun pada 2023.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: