Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi mengungkapkan dalam mencapai Indonesia Emas 2045 dibutuhkan suatu wadah perjuangan dalam bentuk koperasi.
Hal tersebut dilakukan untuk pemerataan ekonomi yang tidak hanya mengandalkan pertumbuhan teknologi, namun juga berkeadilan dan berdaulat secara ekonomi.
Baca Juga: KKP 12 Kali Serahkan Arsip Statis ke ANRI dalam 7 Tahun, Ini yang Terbaru
Ini disampaikan Menkop dalam sambutannya pada Hari Koperasi Nasional (Harkopnas) ke-78 bertema “Koperasi Maju, Indonesia Adil Makmur”, di Jakarta, beberapa waktu lalu.
“Kita tidak bisa mewujudkan Indonesia Emas dengan meninggalkan rakyat kecil. Kita butuh koperasi yang kuat, yang mandiri dan berkelanjutan yang tidak hanya tumbuh di angka tetapi juga mengakar di hati masyarakat," katanya, dikutip dari siaran pers Kemenkop, Kamis (17/7).
Data terkini menunjukkan geliat positif koperasi Indonesia. Hingga 2024, tercatat sebanyak 131.617 koperasi aktif dengan hampir 30 juta anggota. Volume usahanya mencapai Rp214 triliun, menyumbang hampir 1 persen terhadap PDB nasional.
Menkop menambahkan bahwa potensi pengembangan koperasi masih dapat ditingkatkan, terlebih dengan hadirnya program pembentukan 80.000 unit Koperasi Desa/Kelurahan (Kopdes/Kel) Merah Putih.
Kehadiran program ini sebagai sarana strategis untuk mendukung agenda pembangunan nasional, termasuk beberapa prioritas dalam Asta Cita Presiden Prabowo.
"Kita tidak boleh apatis, kita akan menuju ke sana untuk mendorong tumbuhnya koperasi besar dengan memanfaatkan secara optimal potensi dan kekuatan desa," kata Menkop.
Diakuinya bahwa tantangan yang dihadapi untuk mengembangkan koperasi di Indonesia termasuk pengoperasian Kopdes/Kel Merah Putih sangat besar. Namun dengan semangat gotong royong dan komitmen yang tinggi dari berbagai pihak, Menkop optimis segala hambatan dan tantangan tersebut dapat diatasi.
Menkop menegaskan bahwa program Kopdes/ Kel Merah Putih ini dirancang bukan hanya sebagai lembaga simpan pinjam, tetapi juga pusat distribusi barang subsidi, layanan kesehatan, logistik hasil panen, hingga energi.
Lebih dari itu, koperasi-koperasi desa mulai menerapkan pendekatan kolaboratif atau pentahelix dengan menggandeng kelompok tani, BUMDes, sektor swasta, dan perguruan tinggi.
“Mereka tidak lagi berjalan sendiri dimana semua duduk bersama untuk satu tujuan yaitu mensejahterakan rakyat," kata Menkop.
Saat ini sudah lebih dari 80.000 unit Kopdes/ Kel Merah Putih terbentuk melalui musyawarah desa khusus (musdesus) dan siap dioperasikan secara serentak setelah diluncurkan Presiden Prabowo Subianto pada 19 Juli 2025 mendatang.
Ditargetkan pada Oktober 2025, seluruh Kopdes tersebut bisa beroperasi dan melayani segala kebutuhan masyarakat di desa/ kelurahan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Tag Terkait:
Advertisement