Perjalanan Lei Jun Membangun Xiaomi, Anak Buruh Pabrik yang Kini Jadi Salah Satu Orang Terkaya Dunia
Kredit Foto: Istimewa
Dikenal sebagai salah satu raksasa teknologi dunia, Xiaomi memproduksi beragam perangkat mulai dari smartphone, televisi pintar, smartwatch, hingga perangkat berbasis Internet of Things (IoT). Di balik kesuksesan besar perusahaan ini, terdapat kisah inspiratif Lei Jun, sosok visioner asal Tiongkok yang dijuluki "Steve Jobs dari China".
Lei Jun lahir pada 16 Desember 1969 di Xiantao, Hubei, Tiongkok, dari keluarga sederhana. Ayahnya seorang guru, ibunya buruh pabrik. Ketertarikannya terhadap teknologi tumbuh sejak kecil.
Setelah menyelesaikan pendidikan di Wuhan University dengan gelar di bidang Ilmu Komputer, Lei Jun lulus dua tahun lebih cepat dari waktu normal. Pada tahun 1992, ia bergabung dengan perusahaan perangkat lunak Kingsoft, tempat ia membangun reputasi profesionalnya dan menjabat sebagai CEO sejak 1998.
Tak hanya puas sebagai eksekutif, Lei Jun juga seorang pengusaha serial. Pada tahun 2000, ia mendirikan Joyo.com, sebuah platform ritel online yang kemudian diakuisisi oleh Amazon pada tahun 2004 dengan nilai US$75 juta. Ia juga dikenal sebagai investor awal di berbagai startup teknologi, seperti UCWeb dan JOYY Inc.
Namun titik balik kariernya terjadi pada tahun 2010, ketika ia bersama enam rekannya mendirikan Xiaomi di Beijing.
Lei Jun ingin menciptakan produk teknologi berkualitas tinggi yang bisa diakses oleh semua orang. Oleh karena itu, Xiaomi memulai perjalanannya dengan mengembangkan sistem antarmuka Android bernama MIUI, yang langsung mendapatkan banyak penggemar.
Baca Juga: Cerita Yoshua Tanu Membangun Jago Coffee hingga Sukses Masuk Fortune Indonesia 40 Under 40
Pada Agustus 2011, Xiaomi meluncurkan smartphone pertamanya, Mi 1. Strateginya unik, yaitu menjual produk secara online langsung ke konsumen, tanpa perantara. Pendekatan ini memangkas biaya distribusi dan membuat harga produk jauh lebih kompetitif. Dalam 34 jam, 300.000 unit Mi 1 ludes terjual.
Pada Juli 2018, perusahaan ini mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Hong Kong. Kapitalisasi pasarnya kini mencapai lebih dari US$181 miliar, menjadikan Xiaomi salah satu perusahaan teknologi paling berharga di dunia.
Di bawah kepemimpinan Lei Jun, Xiaomi tak hanya fokus pada smartphone. Mereka membangun ekosistem IoT yang kuat, termasuk produk rumah pintar, wearable devices, hingga cloud service.
Pada Maret 2021, Lei Jun membuat pengumuman bahwa Xiaomi akan memasuki industri otomotif. Tiga tahun kemudian, Maret 2024, Xiaomi resmi meluncurkan mobil listrik pertamanya, Xiaomi SU7, yang digadang-gadang mampu menyaingi Tesla dan BYD dalam hal performa dan teknologi.
Sementara itu, kekayaan pribadi Lei Jun terus menanjak. Menurut Forbes tahun 2025, ia berada di peringkat ke-33 orang terkaya dunia, dengan kekayaan bersih mencapai US$43,5 miliar.
Dalam waktu kurang dari setahun, nilai kekayaannya melonjak lebih dari 250% seiring performa saham Xiaomi yang melejit.
Lei Jun telah menjadi simbol kebangkitan teknologi Tiongkok. Meski kerap dibandingkan dengan Steve Jobs karena presentasi dan visinya, Lei Jun lebih suka membandingkan model bisnis Xiaomi dengan Amazon, perusahaan yang mampu menggabungkan teknologi, distribusi digital, dan efisiensi operasional.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement