Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Cerita Yoshua Tanu Membangun Jago Coffee hingga Sukses Masuk Fortune Indonesia 40 Under 40

Cerita Yoshua Tanu Membangun Jago Coffee hingga Sukses Masuk Fortune Indonesia 40 Under 40 Kredit Foto: Maganinosweat
Warta Ekonomi, Jakarta -

Jago Coffee atau dikenal juga dengan nama “Kopi Jago” hadir turut mewarnai ramainya industri kopi dalam negeri. Didirikan pada tahun 2019 oleh Yoshua Tanu, Jago Coffee hadir dengan konsep unik yang menggabungkan cita rasa berkualitas dengan pendekatan pemasaran "jemput bola".

Yoshua Tanu bukan nama baru di dunia kopi. Lulusan University of California, Davis ini sudah terjun ke industri kopi sejak lama dan dikenal sebagai barista andal yang telah memenangkan berbagai kejuaraan, termasuk Indonesia Barista Championship pada tahun 2014, 2016, dan 2017. Ia juga mewakili Indonesia di ajang internasional seperti World Barista Championship di Italia, Irlandia, dan Korea Selatan, dengan pencapaian yang membanggakan.

Sebelum mendirikan Jago Coffee, Yosh telah membangun reputasi kuat melalui Common Grounds Coffee Roastery, yang ia dirikan pada tahun 2010. Di sana, Yosh fokus menyajikan kopi berkualitas tinggi dengan proses pemanggangan yang detail, menjadikannya salah satu pionir dalam memperkenalkan kopi lokal dengan cita rasa kelas dunia.

Namun, Yosh merasa ada celah dalam industri kopi Indonesia, yaitu kopi berkualitas belum sepenuhnya bisa dinikmati oleh masyarakat luas, terutama kalangan muda dan pekerja urban. Dari sinilah lahir gagasan Jago Coffee, sebuah inovasi kopi jalanan dengan harga terjangkau dan kualitas premium.

Baca Juga: Cerita Sukses Harita Group, dari Semangat Toko Kelontong hingga jadi Konglomerasi Kayu, Sawit, Nikel, dan Banyak Sektor Lainnya

Berangkat dari konsep kopi keliling yang akrab dikenal sebagai Starling (Starbucks Keliling), Jago Coffee hadir dengan pendekatan yang lebih modern dan berkelanjutan. Mereka menggunakan gerobak sepeda listrik yang disebut Card untuk menjangkau pelanggan langsung di jalanan kota. Dengan slogan “Kopi untuk Dibawa Pergi”, Jago Coffee ingin menjadikan kopi sebagai bagian dari gaya hidup yang bisa dinikmati kapan saja dan di mana saja.

Berbeda dengan pedagang kopi keliling biasa yang umumnya menggunakan kopi instan, Jago Coffee hanya menyajikan kopi asli dari biji kopi lokal pilihan, seperti kopi Gayo, Toraja, dan varietas khas Indonesia lainnya. Setiap cangkir yang disajikan adalah hasil dari proses pemanggangan yang cermat dan racikan tangan barista berpengalaman.

Salah satu kekuatan Jago Coffee adalah kemampuannya memadukan strategi pemasaran tradisional dengan pendekatan digital. Mereka mengembangkan aplikasi mobile yang memudahkan pelanggan untuk memesan kopi secara online, memilih preferensi minuman, dan bahkan mendapatkan rekomendasi sesuai selera. Kehadiran Jago di media sosial juga membuat brand ini cepat dikenal dan dekat dengan konsumen muda.

Dari segi menu, Jago Coffee menawarkan berbagai pilihan minuman yang menarik dan terjangkau, mulai dari black coffee, brown sugar coffee, hingga citrus cold brew. Untuk yang tidak menyukai kafein, tersedia juga pilihan non-kopi seperti milk tea, iced chocolate, hingga lychee tea. Semua menu ini dijual dengan harga bersahabat, hanya sekitar Rp8.000 hingga Rp10.000 per cangkir.

Menariknya, Jago Coffee justru tumbuh di tengah tantangan besar. Hanya setahun setelah berdiri, pandemi COVID-19 melanda dunia. Namun, alih-alih surut, Jago Coffee mampu memanfaatkan situasi ini untuk lebih menonjol. Konsep kopi keliling dan sistem pemesanan digital mereka menjadi solusi praktis di saat banyak orang menghindari tempat ramai seperti kafe.

Baca Juga: Cerita Ma Huateng Membangun Tencent dan Sukses Lewat WeChat hingga Fortnite

Strategi ini terbukti sukses. Dalam waktu singkat, Jago Coffee berhasil memperluas jangkauannya ke berbagai kota besar di Indonesia dan membangun komunitas pelanggan yang loyal.

Di balik konsep bisnis yang kekinian, Yoshua Tanu dan tim Jago Coffee membawa misi yang lebih besar, yaitu memperkenalkan kekayaan kopi Indonesia kepada dunia. Dengan menghadirkan kopi-kopi khas daerah melalui pendekatan yang lebih modern dan mudah diakses, Jago Coffee menjadi jembatan antara petani lokal dan konsumen urban.

Berkat kiprahnya, Yoshua Tanu pun masuk dalam daftar bergengsi Fortune Indonesia 40 Under 40, sebagai salah satu anak muda paling berpengaruh di industri kreatif tanah air.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Amry Nur Hidayat

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: