Kredit Foto: Kliring Berjangka Indonesia
Setelah beberapa minggu mengalami reli hingga 19%, Bitcoin diprediksi mengalami "kelelahan". Namun, beberapa analis menyatakan bahwa Bitcoin tidak akan segera mengalami penurunan. Sebab, pasar yang kuat mendukung stabilitas Bitcoin saat ini.
Menurut Matt Mena, seorang analis Penelitian Crypto di 21Shares, ketidakseimbangan mendasar antara permintaan yang meningkat dan pasokan yang semakin sedikit membuat kemungkinan adanya penurunan harga dalam waktu lama menjadi semakin kecil.
Kondisi saat ini membuat banyak investor menunggu dan menganalisa pergerakan Bitcoin ke depan. Namun bagi seorang investor pemula, maka hal yang harus investor lakukan adalah memilih aplikasi yang terbaik. Salah satu yang terbaik adalah aplikasi Binance futures.
Dalam aplikasi ini investor bisa trading Bitcoin futures dengan mudah. Sayangnya aplikasi Binance belum terdaftar di Indonesia, sehingga pemula sebaiknya memiliki aplikasi crypto future yang telah terdaftar Bappebti dan diawasi oleh OJK.
Apalagi untuk fitur trading futures belum banyak aplikasi yang menawarkan fitur ini. Meski belum banyak, saat ini sudah ada beberapa platform yangmendukung trading futures crypto di Indonesia yang telah menyediakan fitur leverage hingga 25x dan fitur charting yang lengkap serta cocok untuk trader profesional, salah satunya adalah Pintu Futures dan beberapa platform crypto lain.
Ketersediaan Bitcoin Menjadi Semakin Terbatas Bersamaan dengan Peningkatan Adopsi oleh Lembaga
Matt Mena menunjukkan bahwa jumlah Bitcoin yang ada di bursa crypto dan platform over-the-counter (OTC) telah mencapai titik terendah dalam sejarah. Di sisi lain, permintaan untuk aset crypto terus meningkat.
Data dari CryptoQuant pada (16/7) mengungkapkan bahwa cadangan Bitcoin di bursa tersisa sekitar 2,41 juta BTC, turun signifikan dibandingkan angka tertinggi 3,4 juta BTC pada November 2022.
Di sisi lain, ETF Bitcoin yang ada di Amerika Serikat dikabarkan telah menyerap Bitcoin dalam jumlah besar selama paruh pertama 2025. Faktanya, total nilai yang terserap melebihi jumlah Bitcoin yang dapat ditambang dalam satu tahun.
Ini belum termasuk akuisisi senyap oleh perusahaan-perusahaan besar yang terus menambah Bitcoin pada neraca mereka. Sebelumnya Bitcoin mencatatkan rekor tertinggi baru di US$123. 000 pada 14 Juli 2025, naik dari titik tertinggi sebelumnya di US$112. 000 pada 10 Juli.
Menurut Mena, pencapaian ini didorong oleh banyaknya pembeli baru yang masuk ke pasar tanpa mempertimbangkan harga, mereka membeli dengan cepat, bahkan lebih cepat dibandingkan pasokan baru dari penambang.
Potensi Risiko Makro Masih Dapat Menghambat Pergerakan Bitcoin
Walaupun indikator dasar menunjukkan kekuatan, Mena tetap waspada terhadap kemungkinan koreksi dalam jangka pendek. Dua faktor makro yang dianggap dapat memberikan tekanan pada pasar adalah rencana tarif export dan import dari Presiden AS Donald Trump.
Pasalnya Donald Trump sedang gencar menerapkan tarif impor yang mungkin lebih ketat dari yang diperkirakan, serta kemungkinan sinyal dari Ketua Federal Reserve Jerome Powell bahwa penurunan suku bunga akan tertunda lebih lama.
Namun secara keseluruhan, Mena menganggap bahwa risiko untuk terjadinya koreksi dalam enam bulan ke depan tergolong rendah. Menariknya, kenaikan harga Bitcoin kali ini terjadi di tengah musim panas atau kuartal ketiga tahunan, yang secara historis merupakan fase stagnasi untuk pasar.
Setelah musim panas berakhir dan likuiditas pasar pulih, kami memperkirakan tren kenaikan harga akan berlanjut. Data dari CoinGlass menunjukkan bahwa kuartal ketiga secara historis adalah periode dengan performa terlemah untuk Bitcoin, dengan rata-rata keuntungan hanya sekitar 6,32% sejak 2013.
Di sisi lain, kuartal ketiga juga merupakan periode yang paling optimis dengan rata-rata keuntungan lebih dari 85%. Hingga saat ini Bitcoin tampak stagnan diperdagangkan di kisaran US$118. 300 dengan kenaikan moderat 1% dalam 24 jam terakhir, berdasarkan data CoinMarketCap.
Ramalan Harga Bitcoin 2025 dari Para Analis dan Tokoh Crypto Global
Tahun 2025 diperkirakan akan menjadi fase krusial bagi Bitcoin. Setelah mencapai rekor tertinggi baru di angka US$123.000 pada 14 Juli 2025, minat terhadap masa depan mata uang crypto ini kembali meningkat.
Berbagai analis, lembaga keuangan, dan pemimpin industri crypto mulai mengeluarkan ramalan harga yang sangat optimis untuk sisa tahun ini dan masa mendatang. Berikut adalah ramalan harga Bitcoin yang sebaiknya diperhatikan.
Standard Chartered: US$200.000 di Akhir 2025
Geoffrey Kendrick, Kepala Penelitian Digital di Standard Chartered, memperkirakan bahwa Bitcoin bisa mencapai US$200. 000 sebelum tahun ini berakhir, walaupun ada tantangan geopolitik seperti tarif perdagangan yang diberlakukan oleh Presiden AS Donald Trump.
Kendrick menjelaskan bahwa investor dari Amerika mulai melirik aset non-pemerintah sebagai pilihan investasi yang cerdas. Ia percaya akan terjadinya perpindahan besar dari aset AS ke Bitcoin, yang akan mendorong lonjakan harga dalam beberapa bulan mendatang.
Ia juga memperkirakan bahwa dalam jangka panjang, harga Bitcoin dapat menyentuh angka US$500.000 sebelum Trump mengakhiri masa jabatannya pada awal 2029.
Bitfinex: US$200. 000 pada Pertengahan 2025
Analis dari Bitfinex menilai bahwa Bitcoin mungkin akan mencapai US$200.000 pada pertengahan 2025, didorong oleh meningkatnya minat dari investor institusi.
Dalam laporan yang dirilis pada Desember 2024, Bitfinex menjelaskan bahwa kemungkinan terjadinya penyesuaian harga di awal 2025 hanya bersifat sementara. Aliran dana dari institusi besar ke ETF Bitcoin menjadi faktor utama yang mendukung harga.
Meskipun fluktuasi diperkirakan akan meningkat, tren jangka panjang untuk Bitcoin tetap positif seiring dengan pertumbuhan adopsi secara global dan semakin meningkatnya kepercayaan investor.
Mantan CEO Binance, Changpeng Zhao: US$500.000 – US$1 Juta di Siklus Ini
Co-founder dan mantan CEO Binance, Changpeng Zhao, baru-baru ini menyampaikan pandangannya yang optimis mengenai pergerakan Bitcoin, dengan prediksi harga yang bisa mencapai US$500.000 hingga US$1 juta di siklus pasar ini.
Dalam wawancara dengan Farokh Sarmad di Rug Radio pada awal Mei, Zhao menekankan pentingnya Exchange-Traded Fund (ETF) berbasis Bitcoin spot dalam mendorong lonjakan harga. Menurutnya, adopsi institusi besar ke pasar crypto memberikan dorongan positif yang memperkuat posisi Bitcoin dalam sistem keuangan global.
Ia juga menyebut bahwa sebagian besar dana besar di AS berasal dari lembaga, dan dengan kehadiran ETF, dana tersebut mulai mengalir ke dunia crypto.
Bernstein: US$200. 000 pada Siklus Bull Ini
Dalam laporan yang diterbitkan pada Desember 2024, analis dari perusahaan investasi Bernstein percaya bahwa harga Bitcoin akan ditutup di angka US$200.000 pada akhir tahun ini, didorong oleh masuknya dana dari institusi yang sangat besar dan peningkatan sikap positif terhadap aset digital.
Para analis memperkirakan bahwa perusahaan-perusahaan besar akan membeli Bitcoin senilai total US$330 miliar dalam lima tahun mendatang, yang menjadi pendorong utama untuk kenaikan harga.
Perlu diingat, semua aktivitas jual beli crypto memiliki resiko dan volatilitas yang tinggi karena sifat crypto dengan harga yang fluktuatif.
Maka dari itu, selalu lakukan riset mandiri (DYOR) dan gunakan dana yang tidak digunakan dalam waktu dekat (uang dingin) sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli Bitcoin dan investasi aset crypto lainnya menjadi tanggung jawab para trader dan investor.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement