Kredit Foto: Istihanah
Pemerintah belum menetapkan secara pasti berapa besar volume impor minyak dan gas bumi (migas) dari Amerika Serikat, meskipun adanya peluang akibat penurunan tarif menjadi 19 persen.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengatakan bahwa keputusan terkait volume impor akan disesuaikan dengan kebutuhan energi nasional.
"Volumenya nanti kita lihat karena itu tergantung kebutuhan di Indonesia," ujar Airlangga usai menghadiri rapat terbatas di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (22/7).
Ia menjelaskan bahwa produk yang akan diimpor dari AS mencakup berbagai jenis, seperti gas cair (LPG), produk olahan (refined products), dan minyak mentah (crude). Menurutnya, pengadaan akan dilakukan dalam bentuk kombinasi dari ketiga jenis tersebut, sesuai kebutuhan dan perencanaan distribusi di dalam negeri.
"Jadi barangnya kan yang kita akan beli dalam bentuk LPG, refined product, crude. Jadi itu kombinasi dari itu," tambahnya.
Baca Juga: Tarif Impor Turun Jadi 19 Persen, Senator Angelo: Diplomasi Presiden Prabowo Luar Biasa
Terkait dengan pengiriman pertama migas dari Amerika Serikat, Airlangga masih belum memberikan tanggal pasti. Ia menyebut bahwa proses teknis masih harus diselesaikan.
"Nanti, kita masih ada teknis," ujarnya.
Lebih lanjut Airlangga menjelaskan bahwa sebelum pengiriman dilakukan, pemerintah dan pihak terkait harus lebih dulu menyepakati dokumen kerja sama dalam bentuk framework agreement.
"Kan harus ada perjanjian berupa agreement mengenai framework, setelah itu baru ada implementasinya," jelasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Istihanah
Editor: Istihanah
Tag Terkait:
Advertisement