Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Hanya 37 Persen Anak yang Pernah Dapat Edukasi Keamanan Digital

Hanya 37 Persen Anak yang Pernah Dapat Edukasi Keamanan Digital Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifah Fauzi, mengungkapkan hanya 37 persen anak yang pernah mendapatkan edukasi tentang keamanan digital di tengah pesatnya arus digitalisasi.

Dirinya mengatakan 1 dari 7 anak Indonesia pernah mengalami perundungan siber, bahkan 4 dari 100 anak pernah menjadi korban kekerasan seksual melalui daring berdasarkan data Survei Pengalaman Hidup Anak dan Remaja (SNPHAR) Tahun 2024.

Baca Juga: Kemen PPPA Dorong Penggunaan Pasal Maksimal dalam Perdagangan Bayi Lintas Negara

Melihat fenomena tersebut, Menteri PPPA menegaskan bahwa seluruh elemen masyarakat memiliki tanggung jawab untuk memastikan anak tumbuh dalam ekosistem digital yang aman, sehat, dan mendidik. 

Oleh karena itu, dalam rangka Hari Anak Nasional Tahun 2025, Kemen PPPA mengangkat subtema “Anak Cerdas Digital: Aman dan Positif di Dunia Maya”. Subtema ini merefleksikan realitas bahwa anak-anak Indonesia hari ini hidup dalam dunia digital, sehingga upaya perlindungan harus segera dilakukan.

Ini disampaikan Menteri PPPA dalam Peringatan Hari Anak Nasional dengan tema “Membangun Generasi Emas: Perlindungan Anak dan Penguatan Karakter di Era Digital”, di Universitas Negeri Malang, beberapa waktu lalu.

Tema Hari Anak Nasional tahun 2025, yaitu “Anak Hebat, Indonesia Kuat Menuju Indonesia Emas 2045”, mengajak kita semua memperkuat peran dalam perlindungan dan penguatan karakter anak. Mari kita jadikan peringatan Hari Anak Nasional sebagai momentum untuk memperkuat sinergi keluarga, sekolah, masyarakat, akademisi, dunia bisnis, dan pemerintah untuk membangun ruang digital yang berpihak kepada anak,” tutur Menteri PPPA, dikutip dari siaran pers Kemen PPPA, Rabu (23/7).

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Pratikno menyebutkan, hampir 80 persen masyarakat Indonesia merupakan pengguna internet. 

Tidak hanya itu, Indonesia juga berada pada peringkat ketiga frekuensi kunjungan ke aplikasi kecerdasan artifisial. “Screen time sudah lebih dari 7 jam per hari. Kemudian, sepertiga anak usia dini sudah familiar dengan internet,” kata Menko PMK.

Menurut Menko PMK, berdasarkan data Kementerian Komunikasi dan Digital, tren anak usia 7-17 tahun yang mengakses internet meningkat dari 55,07 persen pada 2020 menjadi 74,85 persen pada 2024. 

“Terutama untuk hiburan. Scrolling tidak memicu untuk berpikir dan seringkali isinya tidak bisa dipertanggungjawabkan. Ini yang harus diwaspadai. Implikasinya secara umum bagi anak, seperti stres, tidak fokus, dan adiktif,” ujar Menko PMK.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya

Advertisement

Bagikan Artikel: