Kredit Foto: Istimewa
Menko PMK mengatakan, pihaknya mengembangkan program “Bijak dan Cerdas Menggunakan Teknologi Digital dan Kecerdasan Artifisial” sebagai komitmen meningkatkan literasi digital di berbagai lapisan masyarakat; melindungi kelompok rentan dari kekerasan dan diskriminasi berbasis teknologi; dan melestarikan budaya nasional agar beradaptasi dengan kemajuan teknologi modern.
“Bijak artinya tidak cepat percaya, punya daya kritis, melakukan verifikasi, dan memanfaatkannya untuk tujuan kebaikan. Kecerdasan buatan untuk membantu Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), petani, nelayan,” tutur Menko PMK.
Dalam kesempatan yang sama, Rektor Universitas Negeri Malang, Hariyono mengatakan, keluarga sebagai institusi yang pertama dan utama memiliki tanggung jawab besar dalam melindungi dan memenuhi hak anak. Namun demikian, menurut Hariyono, terdapat fenomena sosial terkait anak-anak yang dititipkan kepada lembaga pendidikan sehingga hubungan dengan keluarga menjadi jauh.
“Ada dimensi positif dan negatif, salah satunya adalah relasi dan hubungan psikologis dengan keluarga, terutama orang tua berkurang. Terlebih, di era digital ketika hubungan anak dengan orang tua tidak begitu akrab, maka anak-anak lebih akrab dengan dunia digitalnya. Mudah-mudahan melalui acara ini, kita semua bisa ikut berkontribusi bagaimana anak-anak ke depan bisa tumbuh lebih baik lagi,” pungkas Hariyono.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Advertisement