Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Lucunya Film Komedi 'Pesugihan Sate Gagak', Ceritakan Cara Kaya Mendadak Pakai Burung Gagak

Lucunya Film Komedi 'Pesugihan Sate Gagak', Ceritakan Cara Kaya Mendadak Pakai Burung Gagak Kredit Foto: Rahmat Saepulloh
Warta Ekonomi, Bandung -

Pernah dengar tentang pesugihan Sate Gagak? Meski tidak terkenal Gunung Kawi atau Babi Ngepet, ritual ini menyimpan kisah mistis yang melegenda di berbagai penjuru Indonesia. Dari Banyuwangi hingga Jember, bahkan Sumatra dan Sulawesi, praktik ini berkembang lewat cerita lisan—dan kini diangkat menjadi film layar lebar penuh komedi absurd.

Pesugihan Sate Gagak diyakini sebagai cara instan meraih kekayaan melalui transaksi dengan makhluk gaib. Dalam praktiknya, pelaku menyajikan sate dari daging burung gagak hitam di tempat-tempat angker seperti kuburan atau hutan tua, saat malam-malam keramat seperti Jumat Kliwon atau 1 Suro. Anehnya, pembeli satenya bukan manusia—melainkan makhluk halus seperti Genderuwo hingga Kuntilanak yang “membayar” sesuai permintaan.

Praktik ini bahkan sempat jadi sorotan ketika polisi menggagalkan penyelundupan 51 gagak hitam di Surabaya pada 2023.

Baca Juga: Angkat Biografi Jenderal TNI Agus Subiyanto, Film 'Believe' Tayang di Seluruh Bioskop Tanah Air Pekan Depan

Menariknya, kisah mistis ini justru menjadi inspirasi bagi Cahaya Pictures dalam memproduksi film komedi-horor “Pesugihan Sate Gagak” yang akan tayang tahun 2025. Film ini disutradarai oleh Dono Pradana, komika dan aktor asal Surabaya, berkolaborasi dengan Etienne Caesar, sineas kawakan yang dikenal lewat berbagai genre eksperimental.

 “Lewat film ini, saya cuma mau bilang, hidup itu absurd. Kadang hal-hal paling gelap justru bisa bikin kita ketawa. Kalau film horor lain bertabur artis papan atas, film ini justru bertabur hantu-hantu papan atas se-Indonesia,” ujar Dono, Rabu (23/7/2025).

Sementara Etienne Caesar menambahkan, film ini ingin menggambarkan sisi jenaka dari fenomena mistis yang sudah menjadi bagian dari budaya lisan Indonesia.

“Pesugihan itu nyata bagi sebagian orang, tapi lewat film ini, kami melihatnya dari sudut pandang yang absurd. Karena ya... sesuatu yang instan nggak akan pernah kasih hasil maksimal,” katanya.

Film ini diperkuat oleh jajaran komika dan pelawak ternama seperti Ardit Erwanda, Yono Bakrie, Benidictus Siregar, Nunung, Firza Valaza, Arief Didu, dan Ence Bagus. Menariknya, Yoriko Angeline menjadi satu-satunya pemeran non-komika yang menjadi karakter penyeimbang di tengah kekacauan trio utama.

“Waktu pertama dengar judulnya, Pesugihan Sate Gagak, saya mikir... ini pesugihannya yang makan sate, atau burung gagaknya yang buka lapak?” ujar Ardit Erwanda.

Film ini mengikuti kisah tiga sahabat yakni Anto, Dimas, dan Indra yang nekat cari jalan pintas untuk meraih “Harta, Tahta, dan Wanita” dengan menjual sate ke setan. Absurd? Sudah pasti. Tapi justru dari situlah kekuatan cerita film ini muncul.

Diproduseri oleh Aoura Lovenson Chandra dan Fauzar Nurdin, film ini menggabungkan 70% unsur komedi dan 30% unsur klenik. Meski bertema horor, tujuan utamanya adalah membuat penonton tertawa lepas.

“Kami ingin menghibur penonton, membuat mereka melupakan sejenak beban hidup dengan cerita yang relate, konyol, dan tetap berakar pada budaya lokal,” ujar Aoura.

Baca Juga: Lawan Judol, DANA Beri Edukasi Lewat Film Komedi Agen+62

Film ini menjadi proyek kolaborasi antara Cahaya Pictures, PK Films, Laspro Media Sinema, IFI Sinema, dan Arendi Cipta Internasional. Sebagai afiliasi BASE Entertainment, Cahaya Pictures menegaskan visinya untuk menyajikan film-film yang menghibur sekaligus merefleksikan realitas sosial dan budaya Indonesia.

"Dengan sentuhan komedi gelap dan kritik sosial yang dibalut dalam kemasan budaya lokal, Pesugihan Sate Gagak siap menjadi salah satu film paling segar, absurd, dan menggugah tahun ini," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Amry Nur Hidayat

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: