Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Hadapi Dinamika Global, Industri TPT Tetap Konsisten Jadi Penggerak Perekonomian RI

Hadapi Dinamika Global, Industri TPT Tetap Konsisten Jadi Penggerak Perekonomian RI Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Deputi Bidang Koordinasi Industri, Ketenagakerjaan, dan Pariwisata Kemenko Perekonomian Mohammad Rudy Salahuddin mengungkapkan industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) kini tengah didera perubahan lanskap global yang semakin kompetitif.

Namun sektor tersebut tetap konsisten menunjukkan peran pentingnya sebagai salah satu motor penggerak perekonomian nasional melalui kontribusi terhadap produk domestik bruto (PDB) hingga penyerapan tenaga kerja.

Baca Juga: Kinerja Keuangan KKP Tahun 2024 Melampaui Target

Hal tersebut disampaikan Rudy saat membuka Forum Diskusi bertema “Strategi Pengembangan Ekosistem Tekstil dan Pakaian Jadi di Indonesia” yang digelar di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, beberapa waktu lalu.

“Kita memahami bahwa industri tekstil dan pakaian jadi saat ini dihadapkan pada dinamika dan tantangan yang sangat-sangat kompleks. Sektor ini secara konsisten memberikan kontribusi signifikan terhadap PDB nasional, sekaligus menjadi penyerap tenaga kerja yang substansial. Namun, kondisi terkini menuntut adanya structural reform yang mendesak,” ungkapnya, dikutip dari siaran pers Kemenko Perekonomian, Kamis (24/7).

Lewat forum diskusi tersebut, Pemerintah berkomitmen untuk terus memperkuat fondasi industri TPT agar semakin tangguh, inovatif, dan berkelanjutan. 

Forum tersebut sekaligus menjadi sarana konsolidasi pemikiran untuk merumuskan strategi jangka menengah dan panjang dalam penguatan ekosistem industri TPT nasional.

“Kegiatan ini adalah momen krusial untuk menginisiasi tindakan konkret dan merumuskan arah strategis bagi masa depan industri, khususnya industri tekstil dan pakaian jadi di Indonesia yang merupakan salah satu pilar utama perekonomian nasional,” ujar Deputi Rudy.

Meskipun berkontribusi signifikan terhadap PDB dan penyerapan tenaga kerja, kinerja industri TPT menunjukkan pertumbuhan yang moderat. 

Pada sisi lain, sektor ini juga menghadapi sejumlah tantangan berupa penurunan daya saing, ketergantungan tinggi pada impor bahan baku dan produk jadi, menurunnya tingkat utilisasi pabrik, hingga gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). 

Lebih lanjut dalam konteks global, dinamika geopolitik dan perang dagang turut memberikan tekanan tambahan terhadap kinerja sektor ini.

Dalam paparannya, Deputi Rudy menyampaikan bahwa Pemerintah akan memprioritaskan kebijakan berbasis peningkatan nilai tambah. Pengembangan industri TPT akan diarahkan pada penguatan struktur industri dari hulu hingga hilir, akselerasi inovasi dan adopsi teknologi, serta penciptaan sumber daya manusia yang kompeten.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya

Advertisement

Bagikan Artikel: